Banyak pedagang di Pasar Niten, Bantul yang merasa heran dan saling bertanya mengapa Mbak Asih sudah sepuluh hari tidak berjualan. Padahal buah dagangannya mulai laris dan ada pelanggan setia.Â
"Mungkin kembali ke Sentolo jualan gudeg seperti emaknya dulu," kata Mbok Sri saat ada yang tanya.
"Jualan buah memang berat. Sulit laku," tambah Yu Jum yang berdagang kue di sebelah lapak Mbak Asih.
"Gak ada lagi yang bisa dipandang...," sahut Pak Gatot pedagang tembakau rokok lintingan yang tampaknya tertarik pada kemanisan Mbak Asih.
"Owalaaa...Cak... cak... sampeyan kok ya hanya melihat yang bening-bening thok," sahut Yu Jum disambut tawa para pedagang yang menunggu pembeli.
Juwariyah istri Pak Gatot hanya mencep mendengar celotehan para pedagang.
Barangkali ia merasa cemburu akan kecantikan Mbak Asih yang ternyata diperhatikan suaminya.
0 0 0
Senin paing Pasar Niten Bantul tidak seramai hari Minggu apalagi tanggal tua. Ditambah lagi harga beras, tomat, cabai, dan telor sedang naik.
Sekalipun masih belum siang banyak pedagang yang hanya duduk-duduk santai sambil omong kosong sana-sini.
"Hlo sekarang jualan nasi kotak ta?" Tanya Yu Jum melihat Kang Pardi pedagang nasi soto datang membawa tas kresek berisi nasi kotak.
"Iya, banting stir," jawab Kang Pardi sambil tersenyum.
"Mau nyicipi ta?" Seloroh Kang Pardi.
"Ya mau saja kalo diberi. Rejeki gak boleh ditolak. Ya Mbok...," kata Yu Jum sambil melihat ke Mbok Sri.
"Ini untukmu Yu Jum. Ini untuk Mbok Sri," kata Pardi.
Saat memberikan nasi kotak muncullah Mbak Asih sambil kresek yang juga berisi nasi kotak dan membagikan pada teman berjualan.
Betapa kaget Yu Jum saat mengeluarkan nasi kotak sebab di atasnya tertulis:
Mohon Doa Restu Pernikahan Kami
Pardiyanto dan Sri AsihÂ
0 0 0
"Owalaaaah... Sih Asiiih jadi kamu gak jualan karena menikah dengan Pardi to..." Seru Mbok Sri.
Ramailah los sisi utara Pasar Niten.Â
Tak disangka dua pedagang yang telah lama hidup menyendiri diam-diam menyimpan kisah cinta dan membentuk sebuah keluarga.
0 0 0
Di sebuah bedak sayur, seorang istri dengan sedikit cemberut berkata pada suaminya, " Itu lho... Asih sudah jadi istrinya Pardi. Jangan lirak-lirik saja!"
Gatot, si suami hanya diam saja melihat istrinya sedikit sewot.
Mengetahui kejadian itu Mbok Sri berkata pelan,
"Sudah... sudah... ga usah dilanjutkan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H