Seperti biasa pada hari libur suasana Malioboro selalu ramai dengan wisatawan. Demikian juga suasana saat long weekend pada Imlek 2024 kemarin.
Hal ini tentu merupakan hari yang sangat menyenangkan bagi para pedagang K5 yang keliling dan tukang foto sekitar Malioboro. Karena banyaknya wisatawan tentu menambah omzet penjualan.
Termasuk juga bagi pelukis wajah atau potret yang berkarya di pinggiran trotoar Malioboro. Salah satunya adalah Mas Ganjis jebolan ISI Â Yogyakarta jurusan seni rupa tahun 1996 yang berkarya di pinggir trotoar sebelah Gedhong Tengen, Yogyakarta, Jawa Tengah.
Gedhong Tengen merupakan salah satu tempat yang strategis untuk menjaring konsumen karena di tempat tersebut juga menjadi tempat para tukang foto mencari nafkah.
Terkadang Mas Ganjis berkarya di depan pertokoan sekitar Malioboro dan dekat kantor DPRD Yogyakarta.
Melukis wajah dengan kertas ukuran A4 hitam putih bisa diselesaikan dalam waktu 30-60 menit tergantung kerumitan dan gambar latarnya.
Untuk ukuran terbesar yakni A0 hitam putih diselesaikan antara 2-3 jam. Bila lukisan potret berwarna antara 2-4 hari dan hanya dikerjakan di sanggarnya.
Sebagai seorang perupa Mas Ganjis bukan hanya menerima pesanan lukisan wajah tetapi juga membuat aneka macam patung. Patung untuk taman rumah, komplek perumahan, dan hotel.
Profesi pelukis jalanan tidak selalu dilakukan setiap hari. Bila ada karya lain yang harus dilakukan di sanggarnya yang ada di Wonosari. Atau mendapat order di tempat lain, misalnya melukis tato seorang artis.
Perkembangan teknologi AI yang demikian pesat dan bisa mengubah potret wajah menjadi siluet dan sketsa yang indah tidak mengurangi keinginan seseorang dilukis wajahnya.
Ini terbukti dalam sehari Mas Ganjis paling tidak bisa menerima 3-4 lukisan wajah.
Sepanjang Malioboro sendiri ada sekitar 5 pelukis wajah. Hanya saja sejak penataan ulang Malioboro, para pelukis jalanan ini tergeser dan belum mendapat tempat secara khusus.
Di beberapa titik memang ada 1-2 pelukis hanya saja mereka tidak seberani Mas Ganjis menggelar karyanya di sebuah toko yang telah lama tutup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H