Menjumpai kera dan babi hutan atau celeng yang menyeberang jalan bukanlah hal yang luar biasa. Di sinilah mental baja petualang harus dimiliki oleh mereka yang senang touring.Â
Setidaknya tiga kali penulis dihadang gerombolan monyet jenis makaka yang tersenyum menyeringai seperti menghendaki isi tas kami.
Syukurlah ada nasehat dari petugas penjaga hutan bila ketemu monyet makaka yang menghadang agar menghindari tatap mata secara langsung. Sebab itu merupakan tanda menantang. Lewati saja dengan tenang jangan panik.Â
Jangan pula memberi makan sebab para monyet akan terbiasa berharap pemberian dan enggan mencari makan sendiri. Dampaknya mereka enggan kembali ke habitatnya sehingga para predator monyet, misalnya macan kumbang juga akan turun ke jalan.Â
Tantangan alami lainnya adalah hembusan angin dari laut sangat kencang sehingga cukup berbahaya jika melaju di atas 60 km perjam. Bila terhempas dan jatuh sulit mendapat pertolongan karena sepinya lalulintas dan suasana. Apalagi saat sore, mendung, atau hujan serta gelap pula.
Sepinya lalulintas ini yang membuat sedikitnya jumlah SPBU selain SPBU mini yang belum tentu buka. Bahkan jalur Parangtritis - Pacitan hanya ada satu SPBU itu pun sudah tutup.