Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benteng Vrederburg Yogyakarta

10 Desember 2023   10:35 Diperbarui: 10 Desember 2023   10:48 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benteng Vrederburg  dibangun pada 1760 dengan nama Benteng Rustenburg yang artinya benteng peristirahatan. Barangkali kegunaannya saat untuk tempat istirahat gubernur jendral kolonial Belanda.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Pada 1867 benteng ini mengalami kerusakan hebat karena gempa bumi. Tidak ada keterangan gempa bumi tektonik atau vulkanik akibat meletusnya Gunung Merapi.

Setelah dibangun kembali benteng ini diubah namanya menjadi Benteng Vrederburg yang artinya benteng perdamaian. Menurut penjelasan diberi nama ini merajuk usaha perdamaian antara Yogyakarta (Mataram) dan penjajah Belanda.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Kini usia Benteng Vrederburg lebih dari 300 tahun. Sejarah panjang mulai pembangunan, renovasi, penggunaan pada masa VOC, penjajahan Inggris, Jepang, dan masa perjuangan kemerdekaan hingga sekarang dapat dibaca pada papan info Kronologi Pemanfaatan Benteng Vrederburg Yogyakarta di sudut kanan bagian dalam benteng. 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Parit sebelah kanan depan benteng. | Dokumen pribadi 
Parit sebelah kanan depan benteng. | Dokumen pribadi 

Titik Nol Yogyakarta dilihat dari sudut selatan Benteng Vrederburg. | Dokumen pribadi 
Titik Nol Yogyakarta dilihat dari sudut selatan Benteng Vrederburg. | Dokumen pribadi 

Mengunjungi Yogyakarta tanpa mampir dan melihat  dari dekat serta menggali sejarah Benteng Vrederburg sungguh kurang berarti. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun