Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat dari Dekat Para Mpu di Bantul Membuat Keris

25 November 2023   07:00 Diperbarui: 23 Desember 2023   13:45 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menempa bakal keris. | Dokumen pribadi 

Sebuah penghargaan yang patut dibanggakan bangsa Indonesia, pada hari ini, tepat delapan belas tahun atau 25 November 2005, UNESCO mengakui keris sebagai warisan dunia non bendawi dari Indonesia.
Keris merupakan senjata tajam warisan budaya Nusantara yang banyak digunakan masyarakat Indonesia seperti Jawa, Sunda, Madura, Osing, Bali, Aceh, Banjar, Makasar, dan Minangkabau dengan wujud dan sebutan yang berbeda.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Ubub atau pompa tangan dari batang jati untuk menciptakan angin untuk tetap menyalakan bara api. | Dokumen pribadi 
Ubub atau pompa tangan dari batang jati untuk menciptakan angin untuk tetap menyalakan bara api. | Dokumen pribadi 

Pada masa kini ubub diganti dengan blower dengan tenaga listrik. | Dokumen pribadi 
Pada masa kini ubub diganti dengan blower dengan tenaga listrik. | Dokumen pribadi 

Pada masa lalu terutama pada masa kerajaan dan perlawanan terhadap kolonialisme, masyarakat Jawa berkeyakinan keris bukan hanya sekedar senjata tetapi juga simbol kehormatan, kedudukan sosial, dan kekuasaan sehingga keris juga berarti pusaka yang harus dihormati.
Perkembangan selanjutnya, keris yang pada masa lalu hanya dimiliki oleh para ksatria, bisa juga dimiliki semua orang namun lebih berfungsi sebagai ageman atau sekedar hiasan dalam berbusana tradisional.
Keris sebagai benda atau senjata pusaka dengan sejarah panjang serta mempunyai nilai seni tinggi kini semakin banyak diminati oleh pecinta seni dan budaya dari mancanegara.
Besarnya permintaan mancanegara akan keris menjadi perhatian khusus pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan memberi pelatihan pada para pande untuk menjadi mpu lewat Dinas Kebudayaan.
Pande merupakan sebutan dalam budaya Jawa bagi mereka yang berkarya membuat perlengkapan dari besi.
Mpu merupakan sebutan bagi mereka yang berkarya untuk membuat senjata terutama keris.
Pelatihan dengan menggunakan Dana Istimewa lewat Dinas Kebudayaan diberikan pada para kelompok pande dan mpu di Desa Ngento, Sleman dan Desa Kajar, Wonosari, serta Gilangharjo, Bantul.
Di Gilangharjo, Bantul ada tujuh pande tetapi yang berkecimpung membuat keris hanya ada tiga kelompok. Salah satunya di bawah bimbingan Mpu Sarjono, Mpu Muhadi, dan Mpu Susanto.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dalam berkarya para Mpu bergantian tugasnya seperti membakar baja, menempa dan membentuk bilah atau tosan sesuai bentuk pemesan, mengasah dan meruncingkan. 

Demikian juga saat mengukir bilah dan membuat warangka atau wadahnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun