Salah satu fasilitas Yogyakarta Internasional Airport yang sangat memadai yakni adanya kereta komuter disediakan oleh KAI Commuter.Â
Ada dua macam komuter menuju bandara YIA, komuter reguler dan ekspres. Keduanya berangkat dari Stasiun Tugu Yogyakarta dan sebaliknya.
Komuter reguler dengan harga tiket dua puluh ribu rupiah dan berhenti sejenak di Stasiun Wates untuk menurunkan dan menaikkan penumpang.
Artinya penumpang kereta komuter reguler ini tidak selalu menuju Yogyakarta Internasional Airport.
Kereta komuter ekspres harga tiketnya lima puluh ribu rupiah dan langsung menuju Yogyakarta Internasional Airport.
Yogyakarta Internasional Airport sebagai bandara yang baru beroperasi sampai hari ini masih menjadi tujuan wisata dalam arti masih banyak yang sekedar jalan-jalan di YIA.
Inilah uniknya saat naik komuter reguler maupun ekspres menuju YIA.
Keunikan lainnya saat berada di ruang tunggu Stasiun Tugu khusus penumpang menuju YIA.Â
Begitu ada pengumuman kereta komuter dari YIA akan datang dan penumpang diminta siap, maka banyak calon penumpang langsung berdiri berjubel di depan pintu masuk. Seakan kuatir tidak mendapat tempat duduk.
Demikian juga saat kereta komuter akan berhenti di Stasiun Wates, penumpang yang tidak menuju YIA sudah berdiri di depan pintu sebelum kereta berhenti.
Tentu saja ini bisa membuat bingung penumpang yang akan menuju YIA mengira sudah sampai di bandara.
Ada beberapa penumpang yang satu gerbong dengan saya tampak tergopoh-gopoh kuatir kereta segera berangkat sebelum mereka turun.
Mengetahui mereka membawa koper besar tentulah mereka menuju YIA, saya pun mengingatkan masih berada di Stasiun Wates.
Salah satu penumpang tampaknya masih ragu sambil menunjuk ke sebuah ruang yang bertuliskan 'Ruang Tunggu ke Bandara YIA'. Kebetulan gerbong yang kami tumpangi berhenti di depan ruang tunggu tersebut.
Setelah kami beritahu bahwa juga akan menuju YIA barulah mereka kembali duduk.
Sesampainya di bandara, ada hal unik lagi. Saat akan masuk bandara semua penumpang diminta menunjukkan tiket  melalui aplikasi KAI.
Sesuatu yang aneh, bukankah sebelum naik sudah diperiksa bahkan dengan scan wajah pula. Mungkin ada penumpang gelap dari Stasiun Wates.Â
Cara mengumumkannya juga agak kurang profesional, yakni melalui megaphone. Seperti penjual jamu di pinggir jalan atau di depan pasar tradisional.
Suara petugas yang serak-serak kering tentu saja cukup mengganggu.
Semoga hal-hal kecil ini diperhatikan oleh pengelola KAI Commuter.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI