Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tikus dan Burung Hantu

4 September 2023   07:11 Diperbarui: 4 September 2023   13:53 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu hama yang sering merusak tanaman adalah tikus. Entah tikus kampung yang bertubuh kecil maupun tikus sawah yang badannya besar.

Salah satu cara mengendalikan hama tikus dengan cara memelihara kucing. Repotnya kucing sekarang sangat manja. Sering diberi makan siap santap jadi tidak doyan tikus. 

Jika ada tikus cuma dilihat saja. Kalau pun ditangkap lalu dibuat mainan sampai mati. Kemudian dibiarkan bangkainya.

Bahkan kucing masa kini jika melihat tikus sawah malah lari ketakutan.

Petani pun berharap ada predator lain untuk melahap tikus-tikus ini, yakni ular dan burung hantu.

Ternyata juga ada tantangannya pada ekosistem. 

Cuek. | Dokumen pribadi 
Cuek. | Dokumen pribadi 

Ular sering berkelahi dengan kucing. Jadi ular enggan bertemu kucing.

Ular merupakan santapan lezat garangan. Payahnya, banyak juga manusia yang senang berburu garangan untuk dijadikan lauk. Terutama sate.

Kini petani berharap pada burung hantu.

Perkembangan jaman, pada masa kini pohon-pohon besar dan tinggi serta rumah besar tempat tinggal burung hantu semakin banyak berkurang. Rumah masa kini atapnya juga rapat sehingga sulit bagi burung hantu masuk ke dalam plafon rumah untuk menginap.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Maka petani pun membuat semacam kandang di sekitar sawah untuk tempat tinggal para burung hantu.

Ternyata ada juga manusia-manusia nakal yang menangkap burung hantu untuk diperjualbelikan.

Pusinglah petani.

Meracun tikus bukanlah tindakan yang tepat. Bisa merusak ekosistem.

Makan sedikit saja. | Dokumen pribadi 
Makan sedikit saja. | Dokumen pribadi 

Petani bijak pun hanya bisa berpesan kepada para tikus: 'mangan ya oleh nanging  sithik wae' artinya 'makan boleh tapi sedikit saja'.

Jangan melahap secara rakus seperti tikus-tikus berdasi.

Tapi dasar tikus tetaplah rakus. 

Bahkan dibuatkan memedi atau hantu sawah seperti wajah kucing dan garangan pun tidak takut.

Seperti tikus-tikus berdasi tidak takut KPK.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Musim kemarau banyak petani enggan menanam padi dan palawija. 

Tikus-tikus pun lari ke rumah penduduk mencari makan di dapur. Juga menyantap bibit-bibit tanaman di tempat penyemaian. 

Kedatangan tikus-tikus ini tentu saja mengundang burung hantu. 

Tempat penyemaian bibit tomat, cabai, dan ciplukan atau goldenberry pun rusak.

Jengkelnya lagi, kadang tikus tidak disantap habis. Pemilik rumah pun harus siap-siap membersihkan.

Suka duka petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun