Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sebuah Catatan Solo Travelling dengan Sepeda Motor

2 September 2023   15:42 Diperbarui: 2 September 2023   21:08 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istirahat dua hari di sebuah vila di Sewon, Bantul. | Dokumen pribadi

Solo travelling yang dimaksud bukanlah sendirian tetapi bersama pasangan. Hanya saja saya sendiri yang mengemudi selama perjalanan.

Bukan pula sepanjang hari motoran terus tetapi pada malam hari istirahat di hotel atau di ruma kerabat lalu esoknya dilanjutkan.

Motoran sendiri jelajah dari desa ke desa, kota ke kota dan antar provinsi tampaknya sesuatu yang luar biasa bagi yang belum pernah melakukan. Apalagi bagi kaum lansia dengan jarak tempuh ratusan kilometer. Bahkan mendekati tiga ribu kilometer.

Demikian juga bagi saya sebelum pernah jelajah antar daerah.

Setelah pertama kali melakukan dan bertemu serta berbincang dengan penjelajah lain barulah mulai mengerti.

Ada yang melakukan dengan motor bebek 100cc hingga moge 750cc. Ada yang berusia 25 tahun hingga 75 tahun. Ada yang antar provinsi, pulau, keliling Indonesia, Asean, hingga naik haji.

Ada yang sekedar melewati kota-kota, ada juga melewati pelosok perdesaan dan pinggiran hutan.

Saya sendiri selama ini cuma sekitar Jatim, Jateng, dan DIY.

Terakhir pada Juni-Agustus 2023 berencana bersama istri keliling Jawa-Bali. Ternyata baru berjalan 48 hari sejauh sekitar 2.400 km sudah diminta gereja dan komunitas budaya untuk tampil karawitan dan tari di tiga kota pada Agustus-Oktober 2023. Terpaksa harus pulang saat masih Jalur Daendels Selatan daerah Purworejo, Jawa Tengah.

0 0 0

Suka duka motoran jelajah pelosok.

Tentu ada suka dukanya. Tetapi lebih banyak sukanya. Sebab tujuannya untuk bersuka-suka. Apa pun yang terjadi harus dinikmati.

Hitam memang keren tapi tidak terang. | Dokumen pribadi 
Hitam memang keren tapi tidak terang. | Dokumen pribadi 

Asal hati-hati. Tak perlu adu keberanian walau dipepet kendaraan besar yang berlawanan arah. Terutama wilayah Nganjuk-Ngawi, Lumajang -Banyuwangi di jalur selatan, dan Pasuruan-Bondowoso di jalur pantura.

Nikmati perjalanan dan keindahan alam. Bukan adu kecepatan. Tak usah perlu slogan 'lebih cepat lebih baik'.


Jangan tergantung google map. Percayalah orang kampung situ. Bila beranggapan tersesat, bertanyalah sambil nunut tempat istirahat sejenak.  

Sikap seperti ini bisa pula menambah teman. Bila beruntung, ada yang memberi jamuan dan mempersilakan menginap.

Menikmati hutan. | Dokumen pribadi 
Menikmati hutan. | Dokumen pribadi 

Capai setelah sekian hari istirahat di mana?

Tergantung sangu yang dibawa.

Tidur di SPBU, masjid, Polsek, warung atau membuat tenda di pinggir hutan.
Pilihan saya, saat istirahat dan tiduran sekitar 1-2 jam di SPBU atau warung yang cukup luas. Warung K5 hanya saat istirahat tak lebih dari 30 menit.
Bila menginap biasanya di hotel bintang satu. Atau hotel kelas melati saja dengan memperhatikan lingkungan. Demi keamanan dan kenyamanan menghindari penginapan.

Bekal apa saja yang dibawa?

Selama ini hanya membawa 2 setel pakaian dryfit lengkap dengan pakaian dalam. Saat istirahat di hotel baru dicuci. Khusus t-shirt pernah membawa 4 potong tapi yang harganya murah. Sekali pakai lalu buang. Misalnya, beli di Malioboro yang berharga 100 ribu dapat 6 potong.
Handuk tidak pernah lupa.

Demikian juga jas hujan tetapi bukan model poco seperti sayap kelelawar. Namun sebaiknya saat hujan lebih baik berteduh. Asal jangan di bawah pohon.


Bekal makanan tidak pernah membawa karena sepanjang perjalanan selalu ada warung.
Bekal minuman termasuk jamu penghangat tubuh harus selalu tersedia.

Perlengkapan P3K yang dibawa minyak kayu putih atau sejenisnya, obat mata, dan handsanitizer, plus tisu.


Apa yang harus dipakai selama perjalanan?

Pakaian lengkap, helm SNI, kacamata, jaket anti air dan angin, serta bila perlu memakai kaos tangan. Untuk jaket sebaiknya yang berwarna terang agar terlihat dari jauh.

Memakai outfit berwarna hitam atau gelap memang keren.  Namun jika cuaca gelap tidak tampak jelas oleh pengendara lain. Apalagi saat melaju dengan kecepatan tinggi.

Persiapan kesehatan.

Periksa dulu kesehatan secara umum. Pertimbangkan jika mempunyai penyakit bawaan. Seperti jantung, epilepsi, asam urat, dan diabetes.


Kapan istirahat?

Patokan kami setiap 100 km istirahat. Tetapi berhubung sering berfotoria di tempat yang pemandangannya indah maka kadang setiap 40-50 km istirahat. Terutama di jalur pantura  Jawa Timur dan JLS Jatim, Jateng, DIY, dan jalur indah Nanggulan, Kulon Progo -Magelang-Temanggung-Wonosobo-Banjarnegara.
Kota Batu, Malang dan Pacet. Juga Bondowoso- Banyuwangi dan Alas Kumitir Banyuwangi.

Jalur tengah Jombang hingga Jogja lurus membosankan dan panas kecuali sekitar Caruban dan Saradan atau lewat Sarangan dan Tawangmangu.


Dukanya melakukan jelajah hanya sedikit. Di JLS sedikit SPBU. Atau terbatasnya penjual makanan yang menunya sesuai dengan lidah kita. Misalnya di sekitar Dataran Tinggi Dieng lebih banyak tersedia mie instan dan mie ongklok.

Persiapan motor.

Seminggu sebelum berangkat sebaiknya dilakukan servis perawatan untuk melihat kondisi motor secara keseluruhan.

Mulai dari mesin dan oli, kelistrikan, tekanan angin, roda, busi, kabel kopling dan rem, serta rantai.


Inilah sedikit catatan pengalaman kami jelajah pelosok daerah dari desa ke desa antar provinsi dengan motor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun