Perjuangan seorang seniman tari dari Blambangan yang menjadi korban kerja paksa pembangunan jalan pos Anyer-Panarukan pada masa kolonial juga ditampilkan.Â
Ditampilkan oleh 12 penari yang menggambarkan para pekerja paksa begitu memukau dan membuat para penonton menahan nafas.
Dua penari senior yang tampil sebagai seorang tokoh masyarakat dan seorang pekerja yang menjadi pejuang menentang penjajah.
Gerakan lembut dan halus namun gagah para penari serta iringan tembang-tembang perjuangan dalam bahasa Osing semakin membuat tarian ini begitu memaku penonton.
Sekalipun ditampilkan selama 42 menit tanpa henti. Bahkan selama Mas Sofyan sebagai penari utama melepas pakaian seorang pekerja paksa berganti pakaian seorang seniman tari yang berjuang.
Demikian juga Mbah Suwana sebagai penari perempuan yang berusia lebih dari 75 tahun juga tetap luwes menari dan anggun dalam menembangkan lagu dalam bahasa Osing.