Ciaaaaat.... Seru seorang gadis sambil melompat dan menendang bola rotan dengan punggung kakinya.
Begitu bola jatuh di dalam lapangan tanpa bisa ditahan oleh pemain lawan, ia dan dua temannya berteriak: hyaaaa...!
Sebuah teriakan tanda kegembiraan karena tendangannya tak berhasil ditahan pihak lawan. Dan akhirnya menambah angka kemenangan.
Seorang pemain lawan, seorang pemuda tampak jatuh tersungkur di bawah net saat berusaha menahan bola serangan dari pihak lawan.
Itulah sekilas yang terlihat pada latihan sepak takraw di lapangan Bela Negara komplek TNI AD Rampal Malang.
Ada 4 pemain putra dan 4 pemain putri yang bermain secara bergantian. Mereka dilatih seorang pelatih muda dari seorang  bintara Kostrad Arhanud di Malang yang juga atlet sepak takraw berprestasi di tingkat ASEAN.Â
Dia adalah Sulton Abdul Qadir Jailani yang pernah menyabet medali emas pada Asean School Games 2012.
Mereka berlatih penuh semangat dengan target meraih medali emas pada Porprov Jatim 2023 nanti. Sebuah target yang cukup realistis karena para pemainnya juga berprestasi di tingkat nasional.
Sepak takraw memang sudah dikenal luas oleh masyarakat namun mencari bibit atlet unggul bukanlah hal yang mudah.Â
Terbatasnya fasilitas terutama lapangan dan sedikitnya klub membuat kompetisi bisa dikatakan belum berjalan dengan semestinya.
Disinilah, pelatih dan pembina Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) berupaya menjemput bola mencari kaum muda untuk menjadi bibit pemain sepak takraw.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H