Entah sejak kapan adanya cinderamata pesta perkawinan mulai ada. Dan semakin marak sekitar dua puluh tahun lalu. Hampir setiap pesta perkawinan selalu ada cinderamata dari keluarga pengantin yang mengadakan pesta. Tujuannya selain ucapan terima kasih atas kehadiran para undangan juga sebagai kenangan ikut menjadi saksi dalam menempuh hidup baru.
Banyak ragam jenis cindera mata yang diberikan, seperti pisau roti, mug, gelas, botol minuman, tatakan cangkir,
lampu hias, hiasan dinding, kipas, dompet, slayer, taplak, handuk, t-shirt, bahkan sarung bantal.
Slayer, taplak, handuk, dan sarung bantal, t-shirt bila digunakan lama-lama bisa menjadi usang dan harus dibuang.
Bila jumlahnya banyak pun dan belum sempat menggunakan lalu berjamur karena menumpuk maka terpaksa dibuang.
Bagaimana dengan botol minuman, mug, gelas, lampu hias, dan kipas yang bisa bertahan lama dan pada akhirnya menumpuk memenuhi tempat. Terpaksa harus diberikan orang lain.
Janganlah menolak hadiah seseorang yang dengan tulus hati memberikan sebagai kenangan.
Menyimpan dan menumpuk barang yang tidak terlalu diperlukan juga sesuatu yang kurang pas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H