Wilayah timur Malang yang berada di kaki dan lereng pegunungan Bromo Tengger Semeru merupakan daerah yang subur dengan irigasi terintegrasi dan air melimpah sekali pun musim kemarau.
Hingga pertengahan tahun 80an daerah ini masih menjadi salah satu penghasil padi yang melimpah. Bahkan padi jenis tradisional seperti lulut, cempa tomat, bengawan, dan pari Jawa masih mudah dijumpai.
Pembangunan infrastruktur transportasi yang demikian pesat serta perkembangan teknologi pertanian dengan mudahnya mendapat benih dan bibit tanaman hortikultura banyak petani tidak lagi menggantungkan pada  jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, dan ubi.
Kini banyak petani beralih menanam hortikultura khususnya tanaman semusim jenis sayuran. Seperti sawi, kangkung dan bayam cabut, kol atau kubis, tomat, cabai, terong, mentimun, selasih atau kemangi, terong, kenikir, daun bawang, buncis, dan kacang panjang. Secara khusus daerah lereng Bromo dan Semeru lebih banyak kentang dan daun bawang prey.
Alasannya dengan sekali pengolahan tanah membuat gulutan atau bedengan bisa untuk menanam 3-4 kali sayuran. Hanya perlu penyiangan atau pencabutan rumput dan gulma. Sehingga beaya produksi cukup murah. Masa tanam pun relatif pendek, hanya sekitar 28-45 hari.
Kecuali kobis selama 100 hari hampir sama dengan masa tanam padi.