Tetangga yang seangkatan sudah banyak yang kembali keharibaan Illahi. Para yunior sudah banyak menyebar ke tempat lain. Termasuk yunior kami.
Sepi di tengah kota tidaklah menyenangkan. Keinginan kembali ke desa muncul.Â
Ke mana?
Desa di bibir Bromo telah hiruk pikuk menjadi tempat wisata yang tak pernah sepi. Bosan.
Desa tempat tinggal kami dulu di Kebumen tak jauh berbeda. Banyak komplek perumahan kecil atau klaster yang warganya acuh tak acuh.
Pindah ke pelosok Bantul tak jauh berbeda. Hutan jati yang tampaknya tak berpenghuni ternyata sudah banyak rumah-rumah bergaya masa kini.Â
Rumah joglo pun kami renovasi sebagai tempat tinggal baru. Ternyata para yunior melarang dan diminta tinggal di rumah tembok tetapi di tengah ladang ilalang.
Baru enam minggu tinggal di sana ternyata harus kembali ke kota Malang.
Tiga komunitas karawitan membutuhkan tenaga kami.