"Kurang ajar kau, Anusapati..." Seru Ki Pengalasan sambil memegang lambungnya yang menyemburatkan darah akibat tusukan keris oleh Anusapati.
"Maaf paman aku harus menghabisimu. Aku tak ingin ada orang ambisi sepertimu..."
Dalam meregang nyawa, Ki Pengalasan hanya ada penyesalan telah membunuh Ken Angrok demi memuluskan Anusapati menjadi raja Singhasari.
Mendengar jeritan kematian Ki Pengalasan, beberapa pasukan penjaga langsung menuju ke dalam keraton.
Betapa terkejutnya ketika mereka melihat Ki Pengalasan terkapar bersimbah darah di bawah kaki Anusapati.
Para pasukan penjaga hanya terpaku tak tahu apa yang harus diperbuat.
"Jangan diam saja! Ambil dan bakar mayat ini!" Seru Anusapati sambil menunjuk mayat Ki Pengalasan dengan keris Mpu Gandring yang masih dipegangnya.
"Tuan, apa yang terjadi sebenarnya supaya orang-orang tidak beranggapan kami yang membunuhnya..." Ujar seorang prajurit.
"Kau tahu, Ki Pengalasan adalah kepala pasukan di masa Tunggul Ametung. Namun sejak Ken Angrok menjadi raja, Ki Pengalasan hanyalah seorang lurah. Disingkirkan Ken Angrok membuat ia sakit hati dan membunuhnya. Aku tak mau ada orang pendendam di Singhasari."
Tanpa berkata lagi, para pasukan penjaga keraton langsung membawa dan membakar mayat Ki Pengalasan di tepi hutan Desa Batil. Di kaki Gunung Arjuno tak jauh dari keraton.