Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Tiga Patung Artistik di Bandara Yogyakarta Internasional Airport

7 Juli 2023   15:17 Diperbarui: 7 Juli 2023   15:19 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Elang. | Dokumen pribadi.

Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya memang mempunyai banyak seniman dan budayawan yang mumpuni.

Tak heran bila dalam merancangbangun bandara Yogyakarta Internasional Airport di Kulon Progo melibatkan seniman.

Bahkan di ruang tunggu pun ditempatkan tiga buah patung yang cukup menarik.

Pertama Patung Banteng yang terbuat dari pipa stainless ukuran diameter 1,2 cm. Pembuatannya dengan teknik las.

Karena terbuat dari stainless maka warna perak lebih mendominasi daripada warna hitam yang muncul dari bayangan di sela-sela susunan stainless.

Bagi saya tentu lebih gagah dan garang jika terbuat dari stainless hitam. Seperti diksi yang menjelaskan bahwa banteng melambangkan kekuatan yang memperjuangkan kebenaran dan keyakinan.

Patung ini dibuat pada 2019 oleh Timbul Rahardjo dari ISI Yogyakarta.

Banteng. | Dokumen pribadi.
Banteng. | Dokumen pribadi.

Banteng. | Dokumen pribadi.
Banteng. | Dokumen pribadi.
Kedua, Patung Elang yang melambangkan ketangguhan dan kekokohan dari bentangan sayap, paruh, dan kuku kakinya.

Elang atau garuda ini juga burung yang banyak ditemui di hutan lereng Gunung Merapi sekitar Kaliurang, Sleman.

Patung elang ini terbuat dari kayu jati berhias aluminium.

Patung Elang dibuat pada 2020 juga merupakan karya Timbul Rahardjo dari ISI Yogyakarta.

Patung Elang. | Dokumen pribadi.
Patung Elang. | Dokumen pribadi.

Di bagian luar ruang tunggu atau tepatnya pintu masuk utama ada juga patung yang artistik yang menggambarkan seorang pria Jawa yang sedang duduk merenung di sebuah kayu di atas gerobak tetapi di tarik sepeda pancal.  Pria ini menggunakan penutup kepala berupa blangkon. Tanpa memakai baju selain celana kolor.

Tidak ada penjelasan tentang arti, nama, dan karya siapa patung ini.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Beberapa karyawan di YIA juga kurang tahu saat diminta informasinya.


Melihat posisi penempatannya yang kurang strategis sebagai sebuah karya seni yang indah, tampaknya patung ini baru saja ditempatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun