Melihat bentangan sawah yang bulir-bulir bunga padinya mulai menguncup artinya akan menjadi padi sungguh pemandangan yang indah.
Hingga awal tahun 80an, pemandangan sawah seperti ini juga lengkap dengan orang-orangan sawah dengan wujud beraneka ragam.Â
Dalam budaya Jawa orang-orangan sawah disebut memedi sawah. Disebut memedi sawah karena tujuannya untuk menakut-nakuti burung-burung yang menjadi hama padi, seperti pipit, manyar, dan gelatik. Bahkan juga tikus.
Orang-orangan sawah ini digerakkan oleh penjaga sawah, baik yang pemilik sawah atau buruh tani, dengan tali yang terikat dan terkait.
Ketika ada burung yang hinggap maka tali akan ditarik oleh penjaga sehingga orang-orangan sawah bergerak dan membuat burung-burung kaget dan terbang lagi.
Biasanya penjaga sawah menarik orang-orangan sawah sambil berteriak-teriak 'hya... hya...hyaaa... hyaaa...' Teriakan ini semakin membuat burung-burung ketakutan.
Pada masa kini, jarang bahkan hampir tidak ada petani yang memasang orang-orangan sawah.
Adanya varietas unggul yang kulit padinya keras sehingga sulit dipatuk burung. Varietas unggul lainnya dengan daun padi yang tegak lurus sedang batang padinya cukup lunak sehingga saat padi mulai berisi akan merunduk terlindungi daun padi yang tegak lurus. Burung pun sulit hinggap.
Ada juga untuk melindungi padi dengan cara memasang jaring sehingga burung-burung tidak bisa menyesap bunga atau padi muda.
Akhir Mei 2023 yang baru lalu, dalam rangka Hari Krida Pertanian di Jogja Agro Park diadakan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional 2023.
Salah satu keunikan acara yang sangat menarik adalah adanya pemasangan orang-orangan sawah beraneka wujud. Ada yang menggambarkan seorang petani, aneka binatang, bahkan seperti hantu.
Ini sungguh sebuah kejutan bagi saya karena tujuan salah satu tujuan touring Jatim, Jateng, dan Yogya ini adalah menggali kisah tentang orang-orangan sawah atau memedi yang menurut budaya Jawa disebut Ki Putut dan Nyi Putut.
#jajahdesamilangkori
#jogjaharike9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H