Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surat Kabar Cetak Masih Dibutuhkan

9 Juni 2023   14:14 Diperbarui: 9 Juni 2023   14:20 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lansia membaca berita lewat smartphone. | Dokumen pribadi 

Koran atau surat kabar mencapai puncak kejayaannya antara tahun 1980an hingga akhir 2000an. 

Sebelum tahun 80, koran masih menjadi bacaan orang berduit. Selain harganya mahal dan daya beli masyarakat masih rendah juga karena minat baca masyarakat juga rendah. 

Munculnya tabloid dan koran kuning dengan berita-berita sensasional pada awal 80an memukul telak majalah mingguan seperti STOP, Selecta, Vista, D&R, dan Aktuil.

Runtuhnya orde baru menjelang abad 21 di mana kebebasan pers dan bersuara terbuka lebar semakin menambah lahirnya surat kabar dan tabloid. Ditambah lagi banyaknya peristiwa-peristiwa luar biasa mengiringi kebebasan berpendapat di negeri kita. 

Peristiwa Sampit, GAM di Aceh, Maluku, Poso, pembunuhan dukun santet, dan banyak lagi menjadi santapan insan pers. Surat kabar dan tabloid pun menjadi menu tambahan bahkan sebelum sarapan. Mulai dari ekskutif di ruangan ber-AC hingga warung makan di kaki lima. 

Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat dengan lahirnya media online dengan cepat menenggelamkan media cetak. 

Kampanye paperless demi bumi hijau juga semakin media cetak terbawa arus ke samudra dengan megap-megap agar tidak tenggelam.

Masihkah koran atau surat kabar diminati oleh mereka yang haus akan informasi?

Bagi kaum muda tentu saja sudah dianggap tidak praktis. 

Pun demikian bagi lansia yang secara ekonomi bisa membeli smartphone dan pulsa data.

Lansia membaca berita lewat smartphone. | Dokumen pribadi 
Lansia membaca berita lewat smartphone. | Dokumen pribadi 

Bagi lansia yang hidupnya atau perekonomiannya pas-pasan membeli koran masih jadi andalan. Sekalipun tidak setiap hari bisa membeli. Selain karena uang tidak cukup juga tidak punya kacamata baca yang pas. 

Yang tersisa. | Dokumen pribadi.
Yang tersisa. | Dokumen pribadi.

Di jalanan pun kini tak pernah terlihat anak muda keliling menjual koran dan majalah.

Sering terlihat hanya kaum lansia. Itu pun satu dua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun