Perkembangan teknologi informasi dengan slogan paperless dan munculnya e-book mulai dari SD hingga PT semakin menurunkan kuantitas jenis buku yang bisa dijual.
Mau tidak mau toko buku harus berjuang untuk tetap bertahan. Buku dan alat tulis dan kantor atau ATK harus sedikit dilupakan dengan menjual komputer, alat musik dan olahraga termasuk jerseynya, cinderamata, kalender, dan lukisan.
Semakin berkembangnya market place termasuk yang menjual buku bajakan di dunia maya toko buku resmi semakin terpuruk. Siapa pun tidak mau rugi dalam bisnis. Toko buku resmi pun tutup satu persatu.
Hanya satu yang masih bertahan yakni lapak-lapak toko buku bajakan seperti di Jl. Wilis dan Velodrom, Malang serta sekitar Taman Pintar atau di belakang Museum Benteng Vredeburg dan lapak K5 sebelah barat Kantor Pos, Yogyakarta. Tidak menutup kemungkinan di kota-kota lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H