Urban farming menanam aneka sayuran semusim mungkin sudah pernah dilakukan sekali pun hanya sebatas hobi pengisi waktu.
Kali ini mari mencoba menanam buah ciplukan secara hidroponik dengan perlengkapan sederhana dengan menggunakan barang-barang bekas.
Ciplukan merupakan buah yang tumbuh liar setelah masa panen tanaman utama seperti kedelai, jagung, lombok, tomat, dan buah-buahan yang tumbuh merambat.
Disebut ciplukan karena bentuknya kecil bulat. Bahasa Jawa: cilik tur mempluk lalu disingkat cipluk dan saat dimakan terasa meletus lembut ceplus-ceplus selanjutnya disebut ciplukan. Kirata basa uthak-athik mathuk.Â
Saat masih muda warnanya hijau dengan rasa asam pahit. Bila matang warnanya kuning jingga dengan rasa manis segar.
Perlengkapan dan bahan yang diperlukan:
- Bekas kaleng cat atau bekas kotak es krim.
- Bekas botol air minum atau mangkok plastik sekali pakai.
- Lidi atau tusuk gigi atau sedotan.
- Rockwool.
- Humus.
- 1 atau 2 buah ciplukan.
Cara membuat wadah penanaman:
1. Cuci bersih bakal wadah penanaman.
2. Lubangi tutup wadah sesuai ukuran diameter gelas atau mangkok yang akan digunakan untuk bertanam. Biasanya diameter antara 5-7 cm. Bentuk lubang bisa lingkaran atau persegi.
3. Lubangi dinding wadah bagian atas. Kurang lebih antara 3-6 cm dari atas. Fungsi lubang ini untuk membuang kelebihan air sebagai media tanam hidroponik.
4. Lubangi gelas atau mangkok dengan diameter 0.5-0.8 mm sebanyak 15-20 titik. Lubang ini berfungsi untuk keluarnya akar mencari nutrisi.
Penyemaian benih menjadi bibit.
1. Sediakan rockwool ukuran 3x3 cm sebanyak jumlah wadah untuk menanam. Rockwool bisa diganti tanah humus yang ditaruh pada sebuah bekas kotak makanan.
2. Pencet secara perlahan buah ciplukan yang matang hingga pecah dan taruh di atas tatakan gelas atau lepek.
3. Ambil benih ciplukan dengan menggunakan lidi atau sedotan lalu taruh pada rockwool atau humus yang telah disediakan. Bila menyemai pada tanah humus maka harus berjarak antara 4-6 cm. Tujuannya untuk mempermudah pengambilan saat menjadi bibit siap tanam. Sekali ambil biasanya terbawa 6-10 benih yang sangat kecil.
4. Tempatkan semaian benih di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
5. Setelah 6-10 hari benih akan menjadi kecambah. Proses menjadi kecambah cukup lama karena saat penyemaian benih masih dalam keadaan basah. Bila harus dikeringkan dulu sangat riskan dimakan semut bahkan kering terbawa angin sebab benih ciplukan berukuran kurang dari 1 mm..
6. 15 hari setelah semai (15 HSS) benih telah menjadi bibit siap tanam.
Cara menanam:
1. Isi wadah dengan air yang telah diberi pupuk cair organik. Bila belum tersedia bisa menggunakan pupuk kimia dengan campuran setiap 3 liter air dengan 1 sendok pupuk NPK.
2. Isi gelas atau mangkok dengan media tanah humus sebanyak 3/4 volume gelas.
3. Ambil bibit dan tanam pada gelas tersebut lalu taruh pada lubang pada wadah penanaman.
4. 7 hari setelah tanam (7 HST) tanaman ciplukan akan tumbuh meninggi dan berdaun 6-8 buah. Saat ini mulai bisa dipupuk lagi setiap 3-4 hari sekali.
5. Umur 30 HST sudah mulai berbuah. Setiap pohon bisa menghasilkan 10 buah untuk panen pertama.
Catatan:
1. Pada satu rockwool atau satu titik semaian mungkin tumbuh 3--5 bibit sedang satu gelas sebaiknya hanya ada 2--3 pohon. Sehingga 2--3 pohon lainnya harus dimusnahkan dengan cara memotong yang dianggap kurang bagus dan sehat. Hindari dengan cara mencabut yang bisa menarik akar tanaman lainnya.
2. Tanaman ciplukan membutuhkan sinar mentari paling tidak 80%.
3. Pemupukan sebaiknya dicairkan lalu disiramkan pada pangkal pohon.
4. Pupuk bisa menggunakan air cucian beras, vetsin atau MSG.
Tanaman ciplukan bisa juga bisa ditanam di pot dengan cara yang sama seperti menanam bunga atau sayuran lainnya.
Selamat mencoba dan berhasil mengembangkan urban farming dengan hidroponik sederhana dan murah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H