Salah satu hobi yang masih sering saya lakukan hingga saat ini adalah kluthusan dan klayaban.
Kluthusan artinya menyusuri gang-gang sempit dan  tempat-tempat yang dianggap kumuh. Misalnya permukiman para urban bantaran sungai, pinggir rel, dan pasar loak.
Pasar yang sering saya kunjungi di antaranya Pasar Comboran, Blimbing, dan Tawangmangu di Malang. Pasar Klithikan Niten, Pasar Seni Gabusan, dan Paseban di Bantul.
Klayaban bahasa bekennya touring atau seperti moto akun saya di Kompasiana: jajah desa milangkori. Terutama pinggiran desa, lembah, dan hutan.
Hasil dari kluthusan dan klayaban adalah kisah-kisah yang banyak saya tulis di Kompasiana dan foto-foto human interest.
Untuk hasil kluthusan di pasar loak atau rombengan yakni membeli dan mengoleksi benda-benda model lama, unik, dan langka untuk hiasan rumah.
Tak pelak rumah saya dianggap angker apalagi dengan lampu bohlam dengan sinar kuning temaram.
Di pasar loak saya beli topi rimba bekas import dan jaket anti air dan tidak tembus angin.
Alasan membeli topi rimba bekas import karena bahan bagus, jahitan kuat dan rapi, warna dan model menarik, serta harganya murah.
Topi rimba atau topi gunung produk lokal dengan merek terkenal dengan harga lebih mahal tapi kualitas bahan dan jahitan jauh dari topi rimba bekas import.
Demikian juga jaket anti air dan tidak tembus angin, produk lokal yang sering diiklan bagi mereka yang suka touring atau naik gunung.
Untuk topi rimba dan jaket, sekali pun dibeli di pasar loak bekas import sebenarnya pakaian baru. Ini bisa dilihat dari bungkus, label merek dan harga yang tercantum, serta lipatan yang rapi.
Hanya saja untuk mendapatkannya perlu kontak dengan penjual saat barang baru datang. Tentu saja harganya sedikit berbeda.
Jaket dan topi rimba ini kami gunakan untuk klayaban alias touring bersama keluarga.
Jangan heran jika topi rimba yang dibeli dari pasar loak lebih dari 30 buah karena digunakan 5 orang. Dan jaket loakan ada 14 buah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H