Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Antisipasi Kebocoran Rumah dan Gedung dengan Perawatan Berkala

12 Desember 2022   17:54 Diperbarui: 14 Desember 2022   02:45 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil th 2006 sebelum renovasi. | Dokumen pribadi.

Gedung di foto atas merupakan gedung sekolah yang dibangun pada masa kolonial sekitar awal abad 19 dengan nama Neutrale School.

Kini menjadi sebuah sekolah di mana saya bertugas sekitar dua puluh tahun.

Sebagai gedung kuno sekalipun dibangun oleh Belanda dengan memperhatikan kualitas dari segala aspek tentu mengalami perubahan yang bisa menurunkan kekokohan bangunan. Perubahan selain karena usia gedung juga disebabkan oleh cuaca dan peristiwa alam, seperti badai dan gempa bumi.

Pada 2010, pada beberapa titik tembok tampak lembab dan basah. Demikian juga plafon menandakan adanya kebocoran dari atap.

Saya pun melakukan pemeriksaan detail mulai dari tembok yang lembab dan basah secara manual dengan sedikit membongkar tembok tersebut. Hasilnya menunjukkan kelembaban bukan karena naiknya air dari bagian bawah atau pondasi yang mungkin telah lapuk.

Bersama dua orang karyawan, kami melakukan pemeriksaan bagian atap tetapi lewat plafon untuk melihat titik-titik mana saja yang bocor.

Sungguh mengejutkan, susunan genteng yang tampak rapi bila dilihat dari luar ternyata mulai renggang. Ini terlihat dari sinar matahari yang masuk dari sela-sela genteng.

Melihat dari dalam plafon yang penuh debu. | Dokumen pribadi
Melihat dari dalam plafon yang penuh debu. | Dokumen pribadi

Genteng lapuk menyebabkan rembesan. | Dokumen pribadi.
Genteng lapuk menyebabkan rembesan. | Dokumen pribadi.

Genteng lapuk dan talang rapuh. | Dokumen pribadi 
Genteng lapuk dan talang rapuh. | Dokumen pribadi 

Langkah selanjutnya, kami melihat bagian atap secara keseluruhan. Mulai dari genteng, wuwungan, talang, dan juga kuda-kuda.

Hasil pemeriksaan lebih mengejutkan lagi. Kondisi genteng 80% sudah lapuk yang menyebabkan air hujan tidak semuanya mengalir ke talang tetapi terserap genteng lalu merembes ke reng dan usuk lalu menetes ke plafon.

Melihat kondisi genteng. | Dokumen pribadi 
Melihat kondisi genteng. | Dokumen pribadi 

Di ketinggian 26m. | Dokumen pribadi.
Di ketinggian 26m. | Dokumen pribadi.

Wuwungan lapuk. | Dokumen pribadi
Wuwungan lapuk. | Dokumen pribadi

Demikian juga, banyak bagian talang yang lapuk termakan jaman sehingga sebagian air hujan tidak turun lewat talang tetapi merembes ke dalam peluran atau lapisan tembok. Inilah yang menyebabkan tembok menjadi lapuk.

Sebagai bagian sarana prasarana langsung lapor kepada kepala sekolah untuk dilanjutkan kepada yayasan. Mengingat besarnya renovasi di atas 600 juta maka perbaikan ditunda.

Pada 2014 kebocoran semakin agak parah sekali pun tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.

Pertimbangan kerusakan semakin parah dan kemungkinan bisa membahayakan warga sekolah kami mengajukan renovasi lagi. Berdasarkan perhitungan detail beaya membengkak menjadi 975 juta.

Kali ini disetujui dan diminta untuk memeriksa secara teliti. Hasilnya semakin mengejutkan, sekali pun saya bukan arsitek atau konstruktor ternyata dengan mata telanjang bisa melihat keadaan gedung dengan cukup detail. 

Konstruksi kuda-kuda ternyata sedikit bergeser sehingga susunan genteng tidak simetris lagi yang juga menyebabkan bocor dan rembesan di titik-titik tertentu.

Sedangkan pada 2015 diputuskan renovasi total atap dan plafon serta pengecatan gedung dengan beaya sekitar 1,425 M.

Sambungan talang sudah rusak. | Dokumen pribadi.
Sambungan talang sudah rusak. | Dokumen pribadi.

Sebagian tembok ditumbuhi beringin kecil. | Dokumen pribadi 
Sebagian tembok ditumbuhi beringin kecil. | Dokumen pribadi 

Penangkal petir yang sudah kurang pas tempatnya. | Dokumen pribadi
Penangkal petir yang sudah kurang pas tempatnya. | Dokumen pribadi

Merawat rumah apalagi gedung besar memang sangat diperlukan. Terutama menjelang musim untuk mengantisipasi kebocoran atap.

Untuk melihat titik-titik bocor bukan dari tetesan air yang jatuh ke lantai. Sebab tetesan air bisa jadi dari rembesan di sudut lain selanjutnya mengalir mengikuti usuk dan reng. Di titik tertentu aliran air tertahan dan menetes di tempat tersebut.

Jadi untuk melihat titik-titik bocor harus melihat dari dalam plafon.

Bila sudah ditemukan segera perbaiki. Jangan ditunda sebab beaya bisa membengkak luar biasa.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun