Mendung tipis yang menutupi langit bukan menyegarkan tetapi malah membuat gerah. Syukurlah memakai kaos lengan panjang.
Saat pulang membayangkan betapa gerahnya perjalanan pulang sejauh 28 km lagi.
Sepanjang 5 km perjalanan pulang saya berdoa minta belas kasih kemurahan Tuhan agar cuaca yang menjadi cerah berganti mendung yang tebal biar tidak gerah.Â
Ketika istirahat di sebuah pos ronda untuk minum ternyata bekal minum telah habis.Â
Mau beli ternyata uang yang saya miliki sangat terbatas untuk beli minuman. Saya hanya membawa uang seribu rupiah.Â
Sambil melanjutkan perjalanan kembali saya merengek pada Tuhan yang maha murah supaya hujan turun untuk menyegarkan badan yang mulai lelah. Juga menghilangkan rasa haus.
Tuhan maha murah dan maha baik. Dalam waktu tak lebih dari lima belas menit doa dikabulkan.Â
Tetiba angin semilir membawa mendung. Lega sekali.Â
Sesaat kemudian gerimis deras dan menjadi hujan badai diikuti guntur yang menggelegar.Â
Rasa senang berubah menjadi kekuatiran takut diterjang badai, tertimpa pohon, atau disambar petir.
Syukurlah ada sebuah gedung mangkrak di tepi jalan untuk berteduh.Â