Adanya Best Teacher pada perhelatan Kompasianival 2022 cukup mengejutkan Kompasianer. Setidaknya bagi saya.Â
Pertimbangan pihak Kompasiana tentu karena banyaknya guru yang menelorkan ide-ide brilian berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing.Â
Melihat lini masa akun saya membuktikan Kompasianer guru banyak mengajak dan menuntun ber-Kelana ke Masa Depan.
Kompasianer guru ini bukan yang bertugas di kota tetapi juga di pelosok.Â
Ide-ide brilian pun bukan masalah metode pengajaran bagi sesama guru tetapi melibatkan orangtua. Lebih dari itu juga memberi urun rembuk dan pemecahan masalah pendidikan pada para petinggi yang duduk di kementerian pendidikan.
Terlepas para pemangku pendidikan membaca dan mendengarnya.
Perjuangan para Kompasianer guru ini terbaca sejak awal berdirinya Kompasiana dengan tulisan-tulisan Om Jay dkk hingga sekarang.
Bicara tentang guru di Kompasiana tentu bukan pada guru tingkat SD - SMA belaka. Masuknya Mas Ludiro Madu sebagai nomine menunjukkan bahwa dosen juga guru.
0 0 0
Sedikit berbelok, kejutan kedua tentang adanya Best Teacher adalah tidak masuknya Arif R. Saleh dalam nomine.
Timbul pertanyaan: 'kok bisa ya?'
Padahal postingan HL sekitar 15% dari 875 tulisan. Apalagi sangat interaktif dengan jumlah viewer 1.997.656
Selidik punya selidik ada dua kendala bagi pak guru yang selalu ceria sekalipun bertugas di tepian Gunung Bromo.
Kendala pertama dari dalam, Beliau senang bikin gaduh. Baca saja motonya.Â
Kendala kedua dari luar, berhubung senang bikin gaduh malah dipancing oleh sejawatnya yang juga senang berhaha hihi. Siapa lagi Engkong Felix Tani dan Acek Rudi.
Lihat saja eh baca saja komen-komen di postingan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H