Arek Polehan, biasa disebut Arpol merupakan salah satu wilayah yang menjadi kantong utama suporter Arema yang cukup fanatik. Maka tak heran jika di wilayah tersebut banyak patung Singo Edan lambang Arema yang ada di setiap gerbang jalan di sekitar Polehan. Termasuk juga lukisan mural sebagai tanda pendukung Arema.
Salah satu mural yang cukup menarik terdapat di gerbang Jl. Sadewa. Mural yang baru berumur tak lebih dari dua tahun, kini menjadi salah satu monumen untuk mengenang peristiwa pilu dunia sepakbola internasional. Salah satu Aremanita yang bertempat tinggal  di Jl. Sadewa menjadi korban meninggal 127 jiwa melayang di Stadion Kanjuruhan pada peristiwa #1102022  karena salah antisipasi aparat keamanan dalam penanganan pertandingan antara Arema vs Persebaya.
Lutfia Damayanti, gadis manis yang baru berusia 20 tahun ini meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga, teman, sahabat, warga Polehan, dan seluruh Aremania dan Aremanita.
Bukan hanya gadis manis ini saja yang memilukan seluruh Aremania dan Aremanita. Ada juga korban lain di Sawojajar yang biasa disebut Rajajowas, seorang pemuda yang baru berusia 14 tahun meninggal dunia secara tragis di tribun karena semprotan gas air mata.Â
Seluruh korban #1102022 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen Malang telah menghentak hati nurani setiap insan yang menghargai kehidupan.Â
Gambaran budaya kekerasan ternyata masih sering terjadi di kehidupan kita termasuk juga dilakukan aparat yang seharusnya menjadi pengayom.
Baliho dan spanduk #UsutTuntas peristiwa #1102022 Â pun dipasang Aremania di banyak tempat di kantong-kantong Aremania.
Kapolres Malang telah dicopot. Petinggi negara pun ikut bicara. Akankah pihak keamanan bisa menangani masalah ini?
Pertandingan lokal saja salah antisipasi. Bagaimana dengan pertandingan tingkat internasional? Catatan kelam yang tak mungkin dilupakan dunia dan FIFA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H