Mereka adalah komunitas pesepeda alumni SMA Negeri Dua Surabaya yang sedang touring ke Yogyakarta.Â
Sebagai orang yang pernah hidup di Surabaya akhirnya kami semakin akrab dan berbincang tentang Surabaya.Â
Dua puluh menit di sekitar Tugu Golong Gilig lalu melanjutkan perjalanan ke Malioboro. Saya hanya mengikuti dari belakang. Anggota komunitas yang jumlahnya sekitar 50 orang tentu tidak semua tahu keberadaan saya. Ketika saya berada di belakang, seorang anggota yang bertugas menjaga supaya tidak ada yang tercecer, berseru dengan logat Jawa Timur alias Suroboyoan: "Hee...ngarep kono lho..."Â
Saya manut saja daripada ada kesalahpahaman.
Di depan Kampung Kentandan, ketika jalanan mulai macet saya langsung menyelinap masuk. Istirahat sambil bersembunyi dengan duduk di kursi penjual sandal.Â
Sepuluh menit kemudian baru keluar. Dasar apes, ternyata mereka masih berfoto ria di sekitar Pasar Beringharjo dan tempat kuliner. Salah satu memanggil lagi, kali ini tak bisa kutolak. Dalam hati ada rasa senang 'asyik diajak makan...' Jebul hanya minta tolong difotokan.
Yaaa... Apa salahnya berbuat sedikit kebajikan.Â
Jepret... jepret... jepret.... Tiga kali jepretan langsung ngebrit pulang.Â
Di pojok Plengkung Beteng Kulon istirahat sejenak. Minum cleguk... cleguk... celeguk...