Lelaki tua itu menggeliatkan tubuhnya yang semakin kurus ketika ayam jago mulai enggan berkokok.
Tulang punggungnya makin terasa kaku dan sulit dilemaskan lagi seperti galar bambu alas tidurnya yang tak pernah diganti sejak malam pertama.
Ingin ia merebahkan lagi dirinya di amben dengan bantal kapuk yang telah bantat seperti tetel buatan istrinya, almarhum.
Bantal kenangan yang tak akan dibuang sebab bersama amben ini telah membangun mahligai permata indah bernama keluarga.
- -
Terang mentari yang menyelinap lewat sela papan lapuk meminta ia segera bangun dan berdiri.
Dibukanya jendela kamar dan tampaklah tembok putih menyilaukan matanya yang mulai rabun.
Ia terus memandang tembok yang dulu adalah bentangan hijaunya sawah tempat ia dan istrinya menikmati hidup.