Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Tua Itu Berharap Dijemput Istrinya

7 September 2022   07:00 Diperbarui: 7 September 2022   12:06 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki tua itu menggeliatkan tubuhnya yang semakin kurus ketika ayam jago mulai enggan berkokok.

Tulang punggungnya makin terasa kaku dan sulit dilemaskan lagi seperti galar bambu alas tidurnya yang tak pernah diganti sejak malam pertama.

Ingin ia merebahkan lagi dirinya di amben dengan bantal kapuk yang telah bantat seperti tetel buatan istrinya, almarhum.

Bantal kenangan yang tak akan dibuang sebab bersama amben ini telah membangun mahligai permata indah bernama keluarga.

- -

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Terang mentari yang menyelinap lewat sela papan lapuk meminta ia segera bangun dan berdiri.

Dibukanya jendela kamar dan tampaklah tembok putih menyilaukan matanya yang mulai rabun.

Ia terus memandang tembok yang dulu adalah bentangan hijaunya sawah tempat ia dan istrinya menikmati hidup.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun