Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trik untuk Menjaring Konsumen, Sebuah Penipuan?

27 Agustus 2022   15:30 Diperbarui: 27 Agustus 2022   17:44 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu pedagang makanan di rest area dekat Bromo, di banner depan warungnya ditulis aneka makanan dan minuman, salah satunya Sate Kambing. Padahal selama ini tidak pernah menjual sate kambing.
Alasan penulisan tersebut untuk menarik konsumen. Jika mereka memesan akan dijawab 'sudah habis' dan diharap si calon pembeli akan memilih menu lainnya.

Trik ini, banyak dijumpai mulai dari warung K5, depot, kafe, atau pun rumah makan besar di rest area manapun.

Trik ternyata bukan hanya digunakan oleh pesulap mulai dari yang mencari uang di pinggir jalan hingga yang tampil di sebuah media elektronik. Ternyata juga digunakan oleh pedagang makanan dan minuman serta siapa pun yang ingin menarik perhatian.

Ada juga pedagang online di market place yang menjual pakaian dan sepatu dengan merk tertentu yang sudah ternama, tetapi ketika pesanan dikirim bukan merk tersebut.
Ketika dikomplain menjawab dengan enteng 'pesanan dengan nomer, warna, dan merk tersebut sudah habis dan kami ganti yang setara'. Padahal mutu dan bahan jauh berbeda.

Penipuan? Mari kita renungkan.

Di IG lebih bombastis lagi. Dengan membuat judul luar biasa, misalnya 'Siomah Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan' dengan menyertakan foto seorang artis televisi. Padahal Siomah tersebut bukanlah artis atau seniwati yang selama ini kita kenal di dunia entertainment di televisi swasta.


Penipuan? Mari kita renungkan.

Haruskah membuat trik untuk menarik orang lain. Jika hanya untuk sebuah hiburan bagi semua orang tak ada salahnya. Bila untuk kepentingan diri sendiri tentu perlu dipertanyakan.
Misalnya, menulis tentang suatu peristiwa atau keadaan yang tak ada hubungannya dengan Brigadir J atau yang terkait tapi diberi label #brigafir j.

Penipuan? Mari kita renungkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun