Apakah saya bangga keturunan Belanda?Â
Antara 1970 - 1975, saya sering diledek pakde-pakde di desa kami 'ini lho saudaranya mata-mata yang ditembak itu' Bahkan ada yang membuat geleng kepala. Mangkel. Syukurlah ibu kami sering menghibur.Â
Kata-kata yang membuat saya bergidik sebab mereka mengatakan demikian sambil menunjuk sebuah kuburan tak dikenal.Â
Kuburan itu hingga sekarang masih ada. Di sekitar komplek perumahan di jalan bunga-bunga kota Malang. Tak jauh dari tempat tertembaknya tiga orang pahlawan dari Malang
0 0 0
Kisah ini pernah saya tulis pada lomba 'kisah pahlawan daerah' bagi siswa SLTA pada 1977. Lomba yang diadakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pusat setiap bulan Agustus menjelang perayaan kemerdekaan Indonesia.Â
Bagi mereka yang menang akan dipanggil ke Istana Negara bersama paskibraka yang terpilih.
Tentu saja saya tidak menang karena tidak berdarah pahlawan bahkan ada kerabat yang dianggap mata-mata Londo.Â