Sebagai orang Jawa yang memperhatikan dan menjalankan adat istiadat tradisional, selalu melihat hari dan pasaran. Misalnya, sekarang Sabtu Pon merupakan weton kelahiran Si Jalu. Atau Minggu Paing hari perkawinan kami.
Mengingat hari-hari istimewa bermaksud untuk secara khusus mendoakan agar mereka hidup bahagia dan sejahtera.
Kendala utama mengingat hari istimewa adalah lupa sekarang hari apa. Sejak pensiun, berjalannya waktu mengalir begitu saja mengikuti irama rutinitas sehari-hari. Bangun pagi, mandi, ibadat pagi ke gereja atau di rumah saja, gowes sambil ke sawah atau kulakan hasil pertanian. Sering juga hanya baca-baca ke tempat sepi.
Hari ini saya melihat kalender untuk mengetahui adakah hari dan pasaran istimewa bagi seseorang. Pada kalender, hari ini adalah Sabtu Pon. Menurut penanggalan Jawa, empat hari lagi jatuh Rabu Pahing. Ternyata pada kalender tertulis Rabu Wage.Â
Selanjutnya, penulisan kembali ke jalur yang benar jatuh pada Kamis Pon. Anehnya, pada Rabu, 31 Agustus 2022 seharusnya jatuh pada Rabu Wage tetapi pada kalender tercetak Rabu Legi.
Jelas sebuah kekeliruan. Entah salah cetak atau salah hitung karena tidak mengerti penanggalan Jawa.
Saya hanya melihat pada bulan Agustus, berharap tidak ada kesalahan sebelum atau sesudahnya.
Menulis dan menghitung sesuatu termasuk kalender harus teliti dan cermat agar tidak membuat kekeliruan. Di sinilah perlu adanya penyunting atau editor.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H