"Mas, aku mau mencuci pakaian ke sungai," kata Wulan pada Kang Tarub, suaminya yang sedang menggendong Asih putrinya yang masih bayi.
"Nasinya jam berapa matang?" tanya Kang Tarub.
"Masih lama. Jangan dibuka sebelum aku datang," kata Wulan sambil menyalakan sepeda motornya menuju ke telaga di pinggir Desa Dadapan.
Tarub membalas permintaan Wulan dengan senyuman.
0 0 0
Di telaga sunyi, Wulan wajahnya cemberut saja gegara pernyataan seorang tetangganya yang sedang mencuci pakaian dan mandi.
"Kamu itu cantik kok ya mau menikah dengan Tarub yang pekerjaannya itu-itu saja..."
Untuk menghilangkan kesedihannya Wulan pun berenang dan berendam di telaga. Segarnya air pegunungan pun menghilangkan kegundahannya. Lalu ia segera pulang setelah ingat anaknya yang waktunya minum asi.
0 0 0