Dalam budaya Jawa, ada empat tingkatan kedudukan sosial dalam dunia pekerjaan. Yakni pertama cikrak, kedua ketikrak, ketiga gentalu, dan keempat ratu.
Cikrak adalah sebuah alat untuk menampung sementara sampah dari hasil sapuan halaman atau lantai yang kotor.
Ketikrak adalah alat pembersih, seperti: lap, sapu, kemucing, sulak, sikat, dan sejenisnya. Dalam dunia pekerjaan termasuk golongan ini adalah pengawas bisa juga mandor.
Gentalu adalah tempat menggantung atau tempat yang berada sedikit di atas untuk menaruh barang. Seperti rak apa pun, bahkan kitchen set. Dalam dunia pekerjaan misalnya kepala bagian dan sekretaris.
Ratu atau raja adalah penguasa.
Melihat posisi di atas tampaknya cikrak adalah kedudukan paling bawah dan ratu paling atas. Siapa pun tentu berharap menjadi ratu atau raja setidaknya gentalu. Bukan ketikrak apalagi cikrak.
Menurut perhitungan neptu dan weton kelahiran, seseorang bisa diketahui kedudukannya dalam dunia pekerjaan dengan cara membagi 4 jumlah neptu dan wetonnya. Misalnya kelahiran Selasa Wage jumlah neptu dan wetonnya adalah Selasa 3 + Wage 4 = 7. Hasil 7 : 4 = 1 sisa 3. Angka tiga menunjukkan urutan ketiga yakni gentalu.
Contoh lainnya, Kamis 8 + Kliwon 8 = 16 : 4 = 4.
Angka 4 menunjukkan urutan ke 4 yakni ratu. Artinya penguasa.
Siapa pun ingin jadi pimpinan dan bukan bawahan tempat segala perintah tertumpah atau mungkin sumpah serapah terlontar dari mereka yang mempunyai kedudukan di atasnya.
Perlu diingat mereka yang suka memerintah adalah yang tak bisa menjadi ratu atau raja atau menjadi pimpinan selain boss, sekalipun kedudukannya seorang kepala bagian, kepala sekolah, kepala kantor, atau pun direktur utama.
Sekali pun hanya seorang satpam, sales promotion girl, marketing, editor, atau karyawan toko tetapi menguasai pekerjaan dan tugas secara profesional sehingga orang lain termasuk para pimpinan sangat menghormati dan menyegani. Apalah artinya menjadi pimpinan jika tidak bisa bekerja sama dengan bawahan, mengatur waktu dan membuat kebijakan yang tepat untuk mengembangkan usaha? Bisa jadi menjadi omelan karyawan dan justru menjadi cikrak walau seorang menejer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H