Setelah dinyatakan pandemi Covid-19 menjadi endemi beberapa saat yang lalu, kerumunan yang selama ini dihindarkan kini mulai longgar. Di tempat umum, baik dalam ruangan maupun terbuka sering dijumpai kerumunan.Â
Bukan hanya di kantor, sekolah, warung dan rumah makan, serta transportasi massal seperti bis, kereta api tetapi juga sudah banyak yang mengadakan pertemuan yang dihadiri banyak orang.Â
Seperti arisan, pesta pernikahan, dan reuni.
Pada kegiatan ini, masih banyak yang tetap memakai masker dan memberi salam namaste untuk menghindari sentuhan tangan. Artinya masyarakat masih cukup tanggap bahwa Covid-19 belum sepenuhnya hilang.
Justru yang tidak terlihat lagi adalah budaya cuci tangan di tempat mencuci tangan yang wajib disediakan oleh instansi, kantor, toko dan mall, serta tempat ibadah.
Keengganan masyarakat mencuci tangan bukanlah karena merasa tangannya bersih tetapi justru sebaliknya kalau mencuci tangan di tempat yang disediakan justru tangannya akan menjadi kotor bahkan malah ditempeli kuman.Â
Ini disebabkan karena tempat cuci tangan sangat tidak terawat. Air yang tidak lancar, tak ada sabun dan tissue, serta wastafel dan kran yang kotor.
Keadaan ini bukan hanya ada di tempat yang sederhana seperti warung tetapi juga di kantor dan instansi pemerintah yang melayani umum, termasuk bank. Â Bahkan ketika pandemi Covid-19 baru menyerbu selama enam bulan sangat mudah dijumpai keadaan seperti ini.
Patut diapresiasi bagi masyarakat yang selalu membawa hand sanitizer sendiri.
Hari ini, Kominfo mengirim pesan singkat bahwa Covid-19 masih merupakan ancaman. Himbauan untuk tetap memakai masker dan mencuci tangan juga didengungkan. Alangkah indahnya jika tempat cuci tangan tetap disediakan dan dirawat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H