Lebih parah lagi yang ketemu seorang kakek atau nenek lalu dengan santai menyapa:
"Halo Mbah... Mangga Mbah..."Â Lalu ngeloyor pergi.
Simbah yang disapa hanya terbengong-bengong. Mungkin di hatinya berkata: "Duh Gusti nyuwun agungipun pangeksami kagem para putra putri kula..."
Ya Tuhan, ampunilah kesalahan putra putri kami...
Apakah sapaan dan salam seperti hanya ada pada komunitas budaya dan Kepercayaan pada Allah yang Satu dan Tunggal.
0 0 0
Rahayu... rahayu... rahayu...
sagung dumadi kalis ing rubeda nir ing sambikala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H