Sekitar sepuluh tahun yang lalu, setiap pagi selalu terdengar penjaja koran menawarkan surat kabar yang dijualnya sambil menyebut peristiwa aktual yang dimuatnya.
Kini, jangankan setiap hari, seminggu sekali saja belum tentu ada penjual koran lewat menawarkan.
Koran telah tergantikan oleh smartphone yang bisa memuat puluhan media online. Banyak pembaca yang beralih ke media online, e-paper, e-magazine. Surat kabar, tabloid, Â majalah cetak pun jatuh tersungkur.
Namun demikian masih ada pembaca dan pelanggan setia yang sulit meninggalkan surat kabar cetak. Terutama instansi tertentu seperti sekolah dan kantor pelayanan publik.Â
Alasan pertama, surat kabar cetak bisa mudah dibaca karena tulisannya lebih besar daripada e-paper. Kedua bisa ditempatkan di salah satu ruangan untuk dibaca siapapun termasuk tamu.Â
Ketiga, jika e-paper masih memuat artikel secara lengkap dan rinci sehingga mudah dipahami maka media online yang bukan e-paper biasanya hanya memuat sepotong-potong dan sering terganggu muncul iklan saat sedang membaca.
Alasan yang ketiga inilah yang banyak kurang disukai pembaca, terutama para pembaca dari golongan yang tak mungkin bisa membeli smartphone kelas menengah dan membeli pulsa data untuk membuka media online. Apalagi berlangganan e-paper.
Sementara waktu surat kabar cetak masih bisa bertahan. Gejala sudah menunjukkan bahwa media massa cetak akan segera berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H