Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Menyambut Hari Lebaran, Potong Rambut Sendiri

26 April 2022   20:57 Diperbarui: 26 April 2022   21:03 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari lebaran tidak memakai pakaian baru bagi orangtua bukanlah sesuatu yang perlu dirisaukan. Namun hari yang indah di mana keluarga besar berkumpul bersama dalam suasana yang bahagia untuk saling memaafkan harus disambut dengan dengan penuh kegembiraan. Penampilan harus rapi dan bersih.

Itulah yang diharapkan semua orang yang menyambut hari raya Idul Fitri. Tak terkecuali bagi warga perdesaan yang hidup dalam kesederhanaan. Tampil apa adanya ketika bekerja di sawah atau di ladang.

Sepekan lagi hari lebaran sudah tiba. Persiapan diri pun dilakukan. Salah satunya adalah potong rambut agar bisa tampil bersih dan rapi.

Tak perlu ke tukang pangkas rambut atau barbershop apalagi ke salon. Cukup potong rambut sendiri di halaman depan rumah. Seperti yang dilakukan oleh Pak Sunari, sebut saja demikian namanya, seorang petani di Desa Sumber Keradenan Pakis, Malang.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Tengah hari sepulang dari mengolah sawahnya, sambil menunggu waktu berbuka puasa yang masih cukup lama, ia meminta putranya untuk memotong rambutnya yang terasa sudah panjang.

Putranya yang baru saja pulang bekerja pun tak menolak. Berbekal gunting potong sederhana dan sebuah sisir mengajak ayahnya duduk di sebuah dingklik kecil di samping rumahnya.

Ritual potong rambut pun di mulai. Setelah di sisir rapi lalu cekrik ... cekrik ... cekrik ... Sisir lagi dan  cekrik ... cekrik ... cekrik ...lagi.

Sang ayah yang duduk tanpa sandaran terasa mengantuk terbuai desiran angin yang berhembus dari sawah dan ladang tebu yang ada di depannya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

"Jangan sliyat-sliyut Pak...," kata sang putra mengingatkan ayahnya agar tidak tertidur.

Ayahnya hanya tersenyum sambil melihat saya sibuk memotretnya.

Sungguh pemandangan yang unik dan berbeda di perdesaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun