Setiap orang beda nasib dan takdirnya. Setiap generasi beda kisahnya. Setiap jaman beda sejarahnya.
Siang ini, saya membuka salah satu laci dan menemukan beberapa hape jadul yang tertutup sebuah surat kabar jadul pula.
Ada sekitar 25 hape jadul pembelian sejak tahun 2002.
Karena ada lima anggota keluarga artinya setiap tiga tahun sekali membeli hape baru.
Dua puluh tahun lalu memiliki hape apa pun merek dan jenisnya merupakan sesuatu yang membanggakan.
Salah satu sebabnya adalah karena harganya mahal.Â
Harga sebuah hape paling tidak dua kali lipat gaji seorang karyawan atau guru baru. Seperti yang tercantum pada sebuah iklan di sebuah surat kabar nasional di bawah ini.
Bahkan harga nomer perdana pun mahal sekali. Di atas seratus ribu, kalau toh ada yang lebih murah karena ada obral.
Saking masih terbatasnya pemilik hape maka secara tak sadar banyak orang yang sedikit sombong. Nada dering khusus atau dengan lagu-lagu koplo sering terdengar pada tempat dan waktu yang tidak selayaknya, seperti: rapat, tempat ibadat, atau sekedar di tempat umum.
Paling konyol adalah ber-esemes-ria sambil mengemudi. Maka tak jarang terjadi kecelakaan karena hape.