Di sinilah para dukun biasanya tidak bekerja sendiri tetapi saling berkomunikasi dengan yang ada di tempat lain terutama tetangga dusun atau desa.
Demikian juga jika ada perhelatan besar yang bersifat massal, seperti konser musik, pagelaran wayang kulit, pawai, bahkan kegiatan olahraga seperti sepak bola.
Komunikasi dan kerjasama ini sebagai tanda kerendahan hati dan bukan untuk merasa diri yang paling hebat.
Benarkah pawang hujan menggunakan jasa mahluk halus atau lelembut?
Bangsa Indonesia adalah bangsa religius selalu bersandar pada kekuatan Ilahi sesuai dengan keyakinan dan agama masing-masing. Baik agama yang banyak disebut maupun agama asli dengan konsep ketuhanan yang berbeda.
Kurangnya pemahaman akan agama asli dari sebagian masyarakat sering menganggap doa yang diucapkan para dukun sebagai mantra memanggil dan memohon pada lelembut. Apalagi jika para dukun menggunakan sarana lain seperti kemenyan.
Ketika hujan tetap turun apakah berarti dukun tidak sakti dan gagal?
Kita tidak tahu seberapa deras hujan akan mengguyur sebelum disarang. Demikian juga kala hujan turun saat perhelatan setelah kita menyarang hujan. Bisa jadi hujan deras yang mengguyur sebenarnya lebih deras lagi jika tidak disarang.
Di sinilah kerendahan hati para pawang hujan yang biasanya bekerja bersama tanpa harus diketahui oleh orang lain apalagi publik secara terbuka dan atraktif.
Misalnya kala di pesta perkawinan keluarga, si pawang melakukan ritual di sentong atau salah satu ruangan. Bisa juga di halaman belakang rumah.
Jika untuk perhelatan besar seperti konser musik atau rapat akbar biasanya di salah satu sudut stadion di belakang panggung.