Seberapa luas tanah jika dikelola dengan baik maka akan memberi hasil yang memuaskan. Sesubur apa pun tanah harus dikelola dengan baik agar membawa kesejahteraan.
Di sinilah perlunya kreatifitas seseorang dalam mengolah lahan. Termasuk juga petani tradisional.
Bila menyusuri persawahan kita melihat betapa petani tradisional masa kini sudah kreatif walau masih bersifat sederhana. Namun toh membawa hasil untuk kesejahteraan keluarga.
Kreatifitas di sini, penulis hanya menyoroti tentang pemanfaatan lahan-lahan sempit atau kosong di wilayah hutan produktif.
Lahan sempit di sini misalnya pematang sebagai pembatas setiap petak sawah yang lebarnya tak lebih dari 0,5m. Pematang batas sawah dengan saluran irigasi yang lebarnya antara 0,5-0,75m. Atau pematang batas desa yang menjadi jalan setapak dengan lebar antara 1-1,5m.
Pada masa lalu, saat pengetahuan masih terbatas pematang hanya ditanami pohon kelapa, jagung, cabai, tomat, dan kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Â
Perawatannya pun sekedarnya, sehingga sering tumbuh kurang subur kalah dengan rumput yang menjadi gulma. Bahkan banyak pematang yang subur dengan rerumputan gulma.
Pengetahuan yang diberikan kelompok tani sejak jaman Bimbingan Masyarakat (Bimas) pada masa orde baru sedikit demi sedikit mengubah cara pandang dan kesadaran masyarakat dalam mengelola lahan.
Salah satu kesadaran tersebut adalah memanfaatkan pematang sawah dengan ditanami rerumputan pakan ternak.
Jika pematang ditanami palawija maka perlu perawatan khusus maka untuk rerumputan pakan ternak hanya mengandalkan lancarnya pasokan air. Sedang pemupukan mengandalkan dari pupuk yang terbawa air saat melakukan pemupukan tanaman utama.
Menanam rumput pakan ternak tak harus memiliki sapi, kerbau, atau kambing.
Bisa juga untuk dijual kepada pemilik ternak. Harganya cukup lumayan. Antara 50-75 ribu perikat besar sesuai dengan daerahnya.
Jenis rumput sesuai dengan kebutuhan atau permintaan, bisa jenis kalajana, rumput gajah, atau lainnya.
Masa panen rumput pakan ternak antara 40-50 hari. Untuk pemanenan pertama kali setelah penanaman baru bisa dipotong setelah berumur antara 60-75 hari.
Pematang sawah yang sempit dan jarang digunakan sebagai jalan setapak ternyata juga bisa produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H