Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Barata Yudha, Perang Tanpa Korban Warga Sipil

18 Maret 2022   20:59 Diperbarui: 18 Maret 2022   21:03 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar kompas.id

Perang Dunia I dan II, serta perang saudara Korea Selatan dan Utara, India dan Pakistan, Vietnam Utara dan Selatan, Syria, Libya, Afghanistan, Kamboja, Sudan, bahkan perang sipil di Maluku selalu menimbulkan korban sipil yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Demikian juga, invasi militer Rusia ke Ukraina yang sebagian negara menyebut bukan perang juga menimbulkan korban sipil yang tak berdosa. Ribuan pengungsi tak terhindar membanjiri negara tetangga Ukraina.

Lelah, sakit, lapar, depresi, dan putus asa tentu mendera mereka.

Penderitaan mereka memang tak lagi membanjiri media demi penghormatan atas nilai-nilai kemanusiaan.
Tidak seperti perang Vietnam, Kamboja, dan Perang Dunia para korban demikian diumbar demi memancing empati justru menempatkan mereka pada titik nadir penderitaan.

Dalam perang modern, penempatan senjata sudah jauh dari pemukiman masyarakat sipil sehingga senjata selalu diarahkan ke basis-basis militer. Toh perang kota antar pasukan yang berhadapan secara langsung tetap terjadi.

Serbuan terhadap pemukiman dan menimbulkan korban sipil pun tak terelakkan.

Bisakah korban sipil dihindari dalam sebuah peperangan?

Para pemimpin negara termasuk pemimpin militer seharusnya belajar pada perang saudara keluarga Barata, antara Pandawa dan Barata.
Setelah bertahun-tahun melakukan perundingan dan diplomasi dengan bantuan negara tetangga, seperti Wirata, Dwaraka, Mandura, Mandaraka dan mengalami jalan buntu akhirnya perang tak terhindarkan.

Demikian juga, diplomasi lewat para tokoh seperti Kresna, Bisma, dan Baladewa atau yang lain tetap saja mengalami jalan buntu.
Jalan buntu terjadi sebab setiap diplomat mempunyai kepentingan pribadi dan negerinya sendiri. Tidak ada yang netral.
Hanya satu orang yang netral, yakni Baladewa namun terlalu pasif dan percaya sepenuhnya pada saudaranya sendiri yakni Sri Kresna.
Sri Kresna oleh kebanyakan orang dianggap bijaksana toh menjadi penipu ulung untuk mengalahkan Kurawa.

Sri Kresna gagal diplomasi. Foto dari komik Mahabharata karya R.A Kosasih 
Sri Kresna gagal diplomasi. Foto dari komik Mahabharata karya R.A Kosasih 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun