Tragis, Ukraina kini merasa sendirian menghadapi serangan Rusia. Demikian pernyataan Volodymyr Zelensky, presiden Ukraina.
Negara-negara Uni Eropa yang mayoritas menjadi anggota NATO memang tampak tak berbuat banyak melihat serangan Rusia terhadap Ukraina.
Pernyataan-pernyataan yang selama ini menyiratkan akan membantu Ukraina hanya sebuah retorika dan dukungan moril belaka. Memang beberapa negara Uni Eropa, di antaranya Inggris, serta Amerika telah mengirim senjata tapi tanpa dukungan pasukan. Alasannya, Ukraina bukan anggota NATO. Bahkan Jerman hanya memberi bantuan helm alias topi baja belaka.
Tindakan negara-negara ini tak lebih seperti anak kecil melihat temannya bertengkar lalu seolah-olah melerai tetapi memberi senjata dan alat pelindung. Â
Sungguh menyesakkan bagi Volodymyr Zelensky, presiden Ukraina harus menyatakan sesuatu yang amat pahit ketika secara tak terduga Rusia begitu cepat merangsek masuk negaranya dengan sedikit perlawanan.
Timbul pertanyaan mengapa militer Ukraina tampak demikian. Tak adakah kesatuan kata dalam menghadapi Rusia yang sebenarnya mempunyai sejarah panjang bersama Ukraina sejak jaman kekaisaran Rusia hingga masa Union of Soviet Sosialist Republics (USSR).
Alasan sejarah panjang ini pula yang membuat Amerika dan Uni Eropa setengah hati dalam membantu Ukraina dan menganggap ini masalah bilateral antara Ukraina dan Rusia.
Pernyataan-pernyataan dari para pemimpin Eropa (barat) bahwa Rusia akan berhadapan dengan mereka tampaknya gertak sambal mencegah peperangan sebenarnya.
Kenyataan ketika Rusia menyerbu Ukraina, negara-negara Uni Eropa hanya memberi sanksi ekonomi.
Wajah letih presiden Ukraina saat menyatakan kesendiriannya menunjukkan keadaan negaranya yang tidak siap menghadapi Rusia.
Volodymyr Zelensky, presiden Ukraina kini merasa menjadi target utama Rusia untuk melemahkan secara politik. Pasukan Rusia kini telah mendekati Kiyv, ibukota Ukraina. Tertangkapnya Volodymyr Zelensky bukan sesuatu yang mustahil.
Jika ini terjadi, akankah ia bernasib seperti Moamar Kadhafi dan Sadam Husein ketika Amerika menginvasi Libya dan Irak?
Diolah dari Kompas.com dan KompasTV
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H