Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Merayakan Imlek dalam Kesederhanaan dengan Perayaan Sakramen Ekaristi

1 Februari 2022   11:02 Diperbarui: 3 Februari 2022   08:14 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di dalam gereja tetap menjaga jarak. Dokumen pribadi.

Imlek sebagai peristiwa budaya bukan hanya dirayakan dalam dunia profan atau hal yang bersifat duniawi belaka. Sebagai bagian budaya Imlek juga dipahami sebagai sebuah kegiatan dalam kebersamaan dengan semangat persaudaraan penuh kasih. Di mana yang lebih muda menghormati orangtua dan sebaliknya orangtua juga menghargai putra-putrinya serta berbagi sebagai ungkapan menyintai sesama manusia. Demikian diungkapkan oleh Pastor Aloysius Baha, SVD dalam renungan misa tadi pagi di Gereja Paroki Santa Maria Ratu Rosari Keuskupan Malang.

Mengambil makan tetap memakai masker. Dokumen pribadi.
Mengambil makan tetap memakai masker. Dokumen pribadi.

Seorang biarawati dan seorang mudika sedang makan tentu saja tidak memakai masker. Dokumen pribadi.
Seorang biarawati dan seorang mudika sedang makan tentu saja tidak memakai masker. Dokumen pribadi.
Pada perayaan Imlek 2573/ 2022, Gereja Paroki Santa Maria Ratu Rosari bersama umat yang merayakan Imlek mengadakan mengikuti misa harian pagi dalam perayaan sakramen ekaristi inkulturasi Tionghwa. 

Umat yang hadir memang bukan hanya dari keturunan etnis Tionghwa saja tetapi seperti misa pagi biasa yang hadir dari seluruh umat. Termasuk para biarawati dan kaum muda Katolik. Hanya saja kali ini banyak yang memakai pakaian dalam nuansa merah.

Romo Wempi, SVD setelah misa. Dokumen pribadi.
Romo Wempi, SVD setelah misa. Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Selesai misa pagi, seluruh umat yang hadir diajak sarapan bersama dengan sajian menu sederhana namun penuh keakraban. Tawa ceria dan senyum gembira mengucapkan selamat hari raya Imlek kepada umat yang merayakan dengan disambut pula dengan ucapan terima kasih. 

Kegembiraan dan kebahagiaan terpancar bukan karena adanya sajian makanan tetapi karena sudah dua tahun tidak dilaksanakan karena pandemi Covid-19. Puji Tuhan, awal 2022 pandemi sudah melandai namun demikian perayaan ekaristi dalam inkulturasi Imlek tetap dijalankan dengan mematuhi protokol kesehatan. Memakai masker dan menjaga jarak adalah wajib.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Luar biasa... Dokumen pribadi.
Luar biasa... Dokumen pribadi.

Umat yang hadir mendapat kejutan dari saudara-saudari etnis Tionghwa dengan diberi kue khas Imlek dan topi khas China. Termasuk juga penulis mendapat hadiah istimewa. 

Sebagai pecinta dan pemerhati serta pelaku budaya Jawa dan sering memimpin ibadat dalam bahasa Jawa, penulis mendapat hadiah kejutan berupa Kitab Suci Basa Jawa dengan sampul warna merah seperti warna khas Imlek.

Luar biasa. Terima kasih. 

Maturnuwun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun