Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata ke Bromo Lewat Malang

31 Januari 2022   23:25 Diperbarui: 5 Februari 2022   10:11 2049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan Upacara Kasada bagi umat Hindu di Pura Poten di bawah puncak Bromo. Dokumen pribadi.

Gunung Bromo, tepatnya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai salah satu dari sepuluh tujuan destinasi nasional memang menjadi impian setiap orang untuk mengunjunginya. 

Tujuan wisata ke Bromo paling banyak adalah wisata alam untuk menikmati keindahan alamnya yang luar biasa. Terutama melihat terbitnya matahari sekaligus melihat gugusan gunung gemunung Semeru, Bromo, Batok, Widodaren, Watangan,  pasir berbisik, dan padang rumput yang luas. 

Sebenarnya ada juga tujuan wisata lainnya yang tak kalah menarik yakni wisata budaya untuk melihat kearifan lokal seperti upacara Kasada, Karo, dan Unan-unan.

Dan yang jarang diketahui kebanyakan para pengunjung, ada juga wisata religi terutama bagi umat Hindu, Buddha (Jawa Sanyata), dan Katolik.

Bagi umat Hindu biasa wisata religi dengan mengikuti ibadah mulai dari Pura Mandhara Giri Semeru Agung di Senduro, Lumajang lalu dilanjutkan ke pura-pura kecil sekitar segara wedi (lautan pasir) kaldera Bromo, dan berakhir di Pura Poten di bawah kaki puncak Bromo. Tentunya jika ke Bromo harus lewat Lumajang.

Bagi umat Buddha wisata religi hanya ada di satu tempat yakni di Sanggar Pamujan atau Vihara Paramitha, Desa Ngadas Malang.

Bagi umat Katolik wisata religi atau ziarah lewat Nongkojajar - Pasuruan dengan melakukan retret di Rumah Khalwat Sawiran atau lewat Malang dengan melakukan retret di Pertapaan Ngadireso Biara Karmel di Poncokusumo sebelum wisata ke Bromo. 

Candi Jago Tumpang. Dokumen pribadi.
Candi Jago Tumpang. Dokumen pribadi.

Tiga orang Kompasianer sedang mendengarkan penjelasan dari penjaga Candi Jago. Dokumen pribadi.
Tiga orang Kompasianer sedang mendengarkan penjelasan dari penjaga Candi Jago. Dokumen pribadi.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berada di empat kabupaten, yakni: Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dan Pasuruan dengan tantangan alam yang berbeda. 

Jika tujuan utama wisata ke sana adalah berpetualang, maka jalur paling menantang adalah lewat Lumajang karena harus menembus belantara dengan lebar jalan tak lebih dari 3m saja. 

Sedang lewat Pasuruan, Probolinggo, dan Malang jalurnya sudah tidak terlalu menantang. Khususnya Malang jalur semakin halus dengan lebar jalan antara 5-7 m serta lengkap dengan rambu dan marka jalan yang baru selesai dibangun akhir 2021 ini. 

Ki Soleh Adi Pramono sedang mengukir topeng panji dengan dilihat Rahab Ganendra, seorang Kompasianer.Dokumen pribadi.
Ki Soleh Adi Pramono sedang mengukir topeng panji dengan dilihat Rahab Ganendra, seorang Kompasianer.Dokumen pribadi.

Ki Supriadi salah satu seniman Padepokan Seni Mangun Darmo. Dokumen pribadi.
Ki Supriadi salah satu seniman Padepokan Seni Mangun Darmo. Dokumen pribadi.

Kali ini penulis, hanya akan membahas jalur wisata ke Bromo hanya lewat Malang sesuai dengan tempat tinggal penulis dan tentunya sudah ratusan kali lewat sini. Sekali pun puluhan kali lewat Pasuruan dan tidak lebih dari sepuluh kali lewat Probolinggo dan Lumajang

Apel Ana di Gubuk Klakah. Dokumen pribadi.
Apel Ana di Gubuk Klakah. Dokumen pribadi.

Wisata petik apel Manalagi di kebun kami juga bisa. Dokumen pribadi.
Wisata petik apel Manalagi di kebun kami juga bisa. Dokumen pribadi.

Puncak Mahameru dilihat dari Desa Ngadas, Malang. Dokumen pribadi.
Puncak Mahameru dilihat dari Desa Ngadas, Malang. Dokumen pribadi.

Umat Buddha Jawa Sanyata sedang Puja Sesanti di Vihara Paramita, Desa Ngadas Malang. Dokumen pribadi.
Umat Buddha Jawa Sanyata sedang Puja Sesanti di Vihara Paramita, Desa Ngadas Malang. Dokumen pribadi.

Persiapan Upacara Kasada bagi umat Hindu di Pura Poten di bawah puncak Bromo. Dokumen pribadi.
Persiapan Upacara Kasada bagi umat Hindu di Pura Poten di bawah puncak Bromo. Dokumen pribadi.

Dari Pura Poten menuju Pura Watu Gedhe menjelang Upacara Kasada. Dokumen pribadi.
Dari Pura Poten menuju Pura Watu Gedhe menjelang Upacara Kasada. Dokumen pribadi.

Wisata ke Bromo lewat Malang, ada beberapa tujuan yang bisa dikunjungi. Tentu saja tidak bisa hanya dalam satu hari saja sebab akan menguras banyak tenaga. 

Kunjungan pertama yakni wisata sejarah melihat Candi Jago atau Jajaghu yang ada di Desa Jago dan dilanjutkan wisata budaya ke Padepokan Seni Mangun Darmo, Desa Tulus Besar, Tumpang. 

Padepokan Seni Mangun Darmo merupakan tempat penelitian dan pengembangan seni budaya Jawa, terutama seni tari topeng dan karawitan gaya Malangan. 

Jarak antara Candi Jago dan Padepokan Seni Mangun Darmo hanya sekitar 800 m saja.

Bersama para tokoh muda Desa Ngadas. Dokumen pribadi.
Bersama para tokoh muda Desa Ngadas. Dokumen pribadi.

Bersama Bpk. Mulyadi dan Bpk. Kartono, keduanya mantan lurah Desa Ngadas. Dokumen pribadi.
Bersama Bpk. Mulyadi dan Bpk. Kartono, keduanya mantan lurah Desa Ngadas. Dokumen pribadi.

Upacara Karo di Desa Ngadas. Dokumen pribadi.
Upacara Karo di Desa Ngadas. Dokumen pribadi.

Salah satu sisi tebing Bantengan di savana perbatasan Malang-Probolinggo. Dokumen pribadi.
Salah satu sisi tebing Bantengan di savana perbatasan Malang-Probolinggo. Dokumen pribadi.

Padang savana dilihat dari bukit Bantengan, perbatasan Malang, Probolinggo, dan Lumajang. Dokumen pribadi.
Padang savana dilihat dari bukit Bantengan, perbatasan Malang, Probolinggo, dan Lumajang. Dokumen pribadi.

Kaldera Bromo setelah kebakaran hebat di musim kemarau 2014. Dokumen pribadi.
Kaldera Bromo setelah kebakaran hebat di musim kemarau 2014. Dokumen pribadi.

Dari padepokan, perjalanan dilanjutkan menuju desa terakhir atau desa paling timur wilayah Malang, yakni Desa Ngadas. Perjalanan antara Padepokan Seni Mangun Darmo hingga Desa Ngadas ada lima tempat wisata alam yang bisa dikunjungi. Yakni Ledok Ombo, Coban Pelangi, Coban Bidadari, Coban Trisula, dan Coban Raksasa. Belum termasuk tempat spot-spot foto termasuk di antaranya wisata petik apel di Desa Wringin Anom, Kunci, dan Gubuk Klakah.

Pasir Berbisik di musim hujan. Dokumen pribadi.
Pasir Berbisik di musim hujan. Dokumen pribadi.

Pasir Berbisik di musim kemarau. Dokumen pribadi.
Pasir Berbisik di musim kemarau. Dokumen pribadi.

Jalan menuju puncak Bromo dengan latar belakang Pura Poten. Dokumen pribadi.
Jalan menuju puncak Bromo dengan latar belakang Pura Poten. Dokumen pribadi.

Pura Poten dilihat dari puncak Bromo. Dokumen pribadi.
Pura Poten dilihat dari puncak Bromo. Dokumen pribadi.

Perjalanan menuju Bromo yang cukup melelahkan, kita bisa istirahat sejenak di gerbang Desa Ngadas atau sedikit naik lagi tepat di depan Vihara Paramita sambil menikmati pemandangan alam yang indah. Pemandangan berupa lahan-lahan berundak di perbukitan lereng Gunung Semeru. Jika tak ada awan atau mendung maka puncak Mahameru dengan semburan awannya akan tampak begitu anggun. 

Bisa juga kita berbincang dengan para petani atau umat Buddha (Jawa Sanyata) yang mungkin saat itu sedang sembahyang atau melakukan puja sesanti.

Bibir utara puncak Bromo. Dokumen pribadi.
Bibir utara puncak Bromo. Dokumen pribadi.

Kawah Bromo saat letusan kecil pada pertengahan 2016. Dokumen pribadi.
Kawah Bromo saat letusan kecil pada pertengahan 2016. Dokumen pribadi.

Dari Desa Ngadas menuju Jemplang atau bibir kaldera Bromo sebelah barat atau padang rumput hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja. 

Padang rumput yang luas akan tampak bagaikan hamparan karpet permadani hijau antara Januari hingga April. 

Pada bulan Mei hingga Juli mulai tampak menguning karena sedikitnya curah hujan. Sedang Pada Agustus-Oktober tampak jingga kemerahan seperti permukaan Mars.

Untuk menuju kaldera di bawah puncak Bromo dari Jemplang membutuhkan waktu hanya sekitar 1o menit saja. Tentunya jika tanpa berhenti untuk menikmati indahnya alam. 

Selanjutnya kita bisa menikmati wilayah sekitar puncak Bromo atau jika berani berjalan-jalan di bibir kawah Bromo.

Mengunjungi dan menikmati keindahan alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tak mungkin hanya satu hari saja. Paling tidak 2-3 hari. 

Semoga saja tulisan dan foto-foto yang sedikit berbeda bisa menjadi referensi untuk wisata ke Bromo lewat Malang. 

Gunung Bromo saat sedang batuk. Dokumen pribadi.
Gunung Bromo saat sedang batuk. Dokumen pribadi.

#10DestinasiWisataPrioritasIndonesia 

#bukuKoteka 

#komunitastravelerkompasiana 

#koteka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun