Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bara di Panawijen, Penculikan Ken Dedes

19 Januari 2022   11:50 Diperbarui: 19 Januari 2022   12:02 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ken Dedes bermain air di sendang. Dokumen pribadi.

Kabar penculikan Ken Dedes putri Mpu Purwa ramai menjadi gunjingan masyarakat Tumapel. Penculiknya adalah Tunggul Ametung seorang akuwu, penguasa Tumapel sebagai perwakilan Kadhiri. Bukankah seorang penguasa bisa meminta dengan baik-baik kepada Mpu Purwa yang kemungkinan kecil menolaknya. Inilah yang membuat geger.

Hebohnya lagi, akibat penculikan ini membuat Mpu Purwa menjadi marah dan mengutuk akan terjadi kekeringan di daerah Panawijen (sekarang Polowijen). Tentu saja kutukan keramat dari seorang brahmana membuat takut masyarakat Panawijen yang bersebelahan dengan Tumapel.

0 0 0

Ken Angrok, seorang berandalan kampung yang mendengar kabar penculikan seorang gadis cantik putri seorang brahmana, menjadi penasaran.
Dari rumahnya, Ken Angrok pun pergi ke barat menuju Panawijen yang subur dan banyak mata airnya. Lalu menuju sendang Watu Gedhe dengan mata air suci di kaki Gunung Arjuna.

Nasib mujur sedang berada di sebelah Ken Angrok. Kala mendekati sendang (danau kecil), ia mendengar suara derap kuda menarik kereta.
Sebagai berandalan yang sering membuat ontran-ontran, ia pun segera menyelinap di semak perdu. Menghindari para bhayangkara yang sedang mencarinya.

Dari balik semak, Ken Angrok sangat terkejut ketika melihat yang datang bukanlah wadyabala Tumapel yang sedang mencarinya. Tetapi kereta dari keputren yang membawa Ken Dedes untuk mandi berendam.

Lebih terkejut lagi kala melihat Ken Dedes turun dari kereta yang cukup tinggi sehingga jaritnya tersingkap.
Slaaap.... mata Ken Angrok menjadi berkunang-kunang melihat mulusnya betis dan paha Ken Dedes yang akan mandi.

Tak mau darah kelelakiannya mendidih yang membuat pandangannya semakin suram karena birahi, maka ia pun pergi merindik meninggalkan Watu Gedhe.

Ken Dedes bermain air di sendang. Dokumen pribadi.
Ken Dedes bermain air di sendang. Dokumen pribadi.

0 0 0

Di dalam kamar di gubuknya yang reot, Ken Angrok tidur dengan gelisah. Dipandang dan dielusnya wajah Ken Umang istrinya yang sedang tidur kelelahan setelah seharian bekerja sebagai seorang istri yang setia.
Ken Umang yang sedikit terkejut, membuka matanya lalu tersenyum.

"Aku tak ingin kita hidup seperti ini terus..." Kata Ken Angrok.

"Maksud Kangmas?" Tanya Ken Umang penasaran.

"Aku akan membawamu tinggal Tumapel..." Jawab Ken Angrok.

"Tidurlah Kang, tampaknya kau kelelahan." Jawab Ken Umang istrinya, seorang wanita dari kalangan kaum sudra yang mencintai Ken Angrok apa adanya.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Ken Umang kembali tertidur sambil memeluk Ken Angrok, suaminya. Namun Ken Angrok kembali terbayang seorang wanita cantik, permaisuri Akuwu Tunggul Ametung. (bersambung)

Sumber: Pararaton dan Negara Kertagama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun