Salah satu usaha menjaga kesehatan dan kebugaran bagi mereka yang memasuki usia senja adalah dengan bergowesria.Â
Ada yang hanya di sekitar tempat tinggal ada pula yang senang mencari tantangan dengan menjelajah pedesaan. Terpenting mampu dan senang menjalani dan merasa bahagia. Semua bisa dilihat di akun-akun media sosial, seperti Pecinta Gowes Seluruh Indonesia.
Kami sendiri sebagai pecinta alam lebih senang menyusuri tepi hutan dan sungai di pinggiran perdesaan. Selain karena udaranya segar sedikit polusi, alamnya pun sangat menantang dengan lembah dan jurang yang cukup licin karena rimbunnya pepohonan. Maka menuntun sepeda demi keselamatan diri bukanlah hal yang memalukan.
Terpeleset sekali pun berhati-hati tetap saja kadang terjadi. Paling mengejutkan tentu saja jika bertemu hewan liar seperti musang, ayam hutan, ular yang menggelantung di ranting pohon, atau ada lintah yang tahu-tahu sudah menempel di kaki dengan tubuhnya sudah penuh hisapan darah.
Terjebak di jalan buntu karena melewati jalan setapak lalu terhenti di bagian belakang rumah warga pernah juga dialami para pecinta olahraga sepeda ini.
Memasuki area kuburan di pinggir perdesaan bukanlah sesuatu yang aneh. Atau jalan tertutup oleh gelaran warga yang sedang menjemur gabah. Mau tak mau sepeda harus diangkat.
Saat yang paling menyenangkan tentunya setelah sekian kilometer bisa menemukan tempat yang layak untuk istirahat, minum, dan makan. Misalnya di bawah pohon besar, pinggir sawah, atau di sekitar mata air. Syahdu sekali mendengar gemercik suara air dari pancuran bambu. Bila perlu membersihkan diri dengan mencuci muka setelah berjibaku jatuh bangun terpeleset.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H