Selesai doa bersama, para undangan akan minggir memberi kesempatan para petugas membagikan nasi, sayur, dan lauk pauknya dengan cara berkeliling. Dua-tiga orang membagikan nasi. Tiga-empat orang membagikan sayur. Dan ada lagi tiga-empat orang membagikan lauk pauk.
Saat membagikan mereka langsung dengan tangan saat mengambil dan menaruh di wadah yang dibawa para undang. Kala membagi nasi memang menggunakan piring sebagai centong.
Saat membagi tidak harus nasi dulu, baru sayur dan lauk. Terserah siapa yang membagi dulu. Jika dekat dengan yang membagi lauk maka akan mendapat lauk pauk dahulu selanjutnya lauk akan tertindih sayur atau nasi.
Jadi penampilan berkat saat dibawa pulang oleh para undangan tampak agak berantakan dan tidak menarik bagi mereka yang tidak terbiasa melihat seperti ini.
Selesai kenduri menurut adat Jawa dilanjutkan dengan kenduri menurut iman Katolik tetapi memakai bahasa Jawa. Termasuk dalam bacaan Alkitab dan renungan kami memakai tembang-tembang macapat dandang gula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H