Banyuwangi 21-1
Dalam perhelatan pesta perkawinan atau sunatan secara tradisional di perdesaan atau perkampungan selalu melibatkan tetangga untuk membantu. Para wanita yang membantu disebut biadan sedang kaum pria disebut sinoman.
Tampaknya suatu hal yang biasa saja, namun sebenarnya secara menejemen mereka ada pembagian tugas yang jelas sesuai dengan ketrampilan setiap biadan dan sinoman. Ada yang bertugas bagian membuat sambal dan bumbu, ada yang bertugas khusus membuat kue, ada yang khusus membuat kembar mayang atau menghias pelaminan. Â
Kali ini penulis melihat sosok yang bertugas memasak secara khusus pada saat itu membuat ayam panggang. Di antara kesibukan para biadan di dapur yang ramai dengan guyonan pari kena saling sentil kehidupan mereka sehari-hari untuk saling menghibur tampak ia begitu tenang memperhatikan ayam yang dipanggangnya. Sebut saja namanya Mbak Amin, seorang perempuan paruh baya yang gesit dan ibu dari tiga orang anak. Sekali waktu ia juga ikut bersuara menyentil sesama biadan atau ikut tertawa tetapi kadang juga menenangkan jika ada yang kurang senang akan sentilan yang diterimanya. Mungkin sentilan yang dirasakan sedikit pedas seperti ayam bakar yang aroma pedasnya tercium tajam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H