Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Gajah Diblangkoni, Bisa Kotbah Ora Bisa Nglakoni

12 September 2021   12:00 Diperbarui: 12 September 2021   11:59 3154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari clipart.com dan bitlanders.com (dokumen pribadi)

Blangkon kuwi kupluk saka batik tradisional wong Jawa. Sing nganggo lumrahe ya wong Jawa. Sanajan ta ana wong saka tlatah liya uga wong manca kang nganggo. Nanging ora saben dina kaya dene wong Jawa saiki. Mung kala-kala yen arep duwe gawe utawa ana pasugatan.

Mokal ana gajah nganggo blangkon. Merga endase gajah kuwi gedhe dene blangkon kuwi paling gedhe mung sak gedhene klapa. Mula, ora pantes yen gajah kuwi diblangkoni.

Unen-unen gajah diblangkoni kuwi ateges bisa kotbah ora bisa nglakoni. Bisa nuturi nanging ora bisa menehi tuladha becik. Mung pinter ngomong. Lucu nanging ora pantes.

Bahasa Indonesia

Blangkon adalah topi tradisional yang terbuat dari kain batik masyarakat Jawa. Yang memakai tentu saja hanya orang Jawa. Sekali pun yang memakai ada juga dari daerah lain atau orang manca negara. Namun tidak setiap hari seperti halnya masyarkat Jawa masa kini. Hanya pada saat tertentu kala ada acara besar atau hajatan.

Tak mungkin dan terasa aneh jika blangkon dikenakan atau dipakaikan pada seekor gajah. Bukan karena kepala gajah yang begitu besar sedang blangkon hanya seukuran kelapa. Maka sungguh tak pantas jika gajah memakai blangkon.

Ada pepatah berbunyi 'gajah diblangkoni' yang artinya pandai berkotbah namun tak bisa memberi teladan yang baik sesuai dengan kotbah atau nasihat-nasihat yang dikatakan. Lucu dan tidak pantas.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun