Selesai mengunjungi makam Tante Dolly, tetiba tercium aroma wangi yang berbeda. Bukan aroma wangi kenanga, mawar, dan sedap malam yang baru saja ditaburkan di atas pemakaman baru. Penasaran dengan wangi yang berbeda ini, saya pun berusaha mencari sumbernya. Barangkali ada hantu mau menampakkan diri.
Cukup kaget ketika agak di tengah pemakaman terlihat sesosok orang sedang tiduran di atas makam. Awalnya kukira hantu namun setelah kuperhatikan perutnya naik turun tanda masih bernafas artinya dia sedang tertidur.Â
Saya pun semakin penasaran sebab aroma wangi semakin tercium dari tengah pemakaman seluas 4 hektar ini.
Ketika berada agak di tengah bau lenyap dan kulihat sebuah patung malaikat yang dililit tanaman di atas sebuah makam Belanda yang masih tersisa. Kusibak tanaman liar dan tampak wajah malaikat itu sedikit sedih karena hidungnya telah patah seperti patung Sphinx.Â
Tetiba bau wangi muncul lagi dari arah belakang. Saya pun mundur dan kembali mencari sumber wewangian yang lembut dan berharap segera menemukannya.
Rasa penasaran yang semakin menjadi saya pun naik nisan yang berbentuk seperti atap gereja. Dari sinilah saya tahu bahwa wewangian berasal dari mekarnya bunga-bunga beberapa pohon kopi yang ditanam di antara makam-makam.
Antara lega dan jengkel karena tak ketemu sundel bolong yang mungkin pernah menghuni Gang Dolly, saya pun segera meninggalkan pemakaman.
Belum jauh meninggalkan patung malaekat yang sedih, kulihat sebuah patung dewa di sisi sebuah makam menurut tradisi etnis Tionghoa. Patung itu tampaknya seperti sedang tersenyum. Mungkin tersenyum melihat tingkah saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H