Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi Pait yang Telah Dingin

21 Juli 2021   07:32 Diperbarui: 21 Juli 2021   07:37 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika secangkir kopi pahit adalah kebahagiaan mengapa kau sajikan di pagi hari yang dingin lalu kau tinggal pergi dan kau biarkan aku sendiri.

Jika setangkup roti berisi berlapis mertega adalah kenikmatan pagi yang cerah mengapa hanya ada setangkup saja. Dan aku bertanya mana untukmu sendiri?

Kubiarkan kopi ini hilang panasnya menguap pergi bersama angin gunung yang mencari kehangatan mentari pagi. Lalu mendesir ke pantai menari bersama riak-riak lembut yang mengusir sepi yang masih menderu menyisakan kenangan dinginnya malam.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun